Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Penyuluh Agama Islam Honorer dalam memberdayakan ekonomi melalui usaha sembako di Majelis Ta’lim Al Hurriyah Parung Untuk sementara bangunan berukuran lebih dari 150 meter yang berada di atas lahan seluas 320 meter tersebut bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai majelis taklim dan pengajian anak-anak. Baca juga: Lepas 472 Jamaah Haji, Iwan Setiawan Minta Tidak Kibarkan Bendera Parpol di Depan Masjidil Haram 4. Seluruh pengurus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' Al-Barkah, khususnya Saudara Ahmad Faiz, S.H! selaku ketua Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' Al­ Barkah yang telah banyak memberikan berbagai informasi tentang kegiatan remaja, di dalam melengkapi data-datayang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini. 5. Selain pelatihan, ibu-ibu pengajian Majelis Taklim Masjid Raya Bani Umar juga mengadakan beberapa kegiatan lain seperti Kajian Dhuha Selasa, Tahfidz Senin, Tim Hadroh (rebana), bazar ekonomi umat, bazar sembako murah, dan kajian muslimah bulanan. 19 Oktober 2023 oleh Abu Ubaidillah. Mustafalan.com – Bacaan doa penutup acara. Umat muslim sering sekali mengadakan kegiatan atau acara keagamaan, mulai dari pngajian, majelis taklim, tahlilan, acara sunatan, khataman quran, dan lain sebagainya. Seperti yang kita tahu, pada saat mengawali dan mengakhiri acara ada baiknya kita membaca doa Biasanya ibu-ibu Majelis Taklim Hidayatullah Mutabdiin memberikan kepercayaan terhadap orang luar atau kepercetakan untuk membuat desain poster atau brosur setiap ada kegiatan. . JAKARTA - Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama DKI Jakarta, Faizah Ali Syibromalisi, mengatakan, tiga majelis taklim yang dipimpinnya terhenti kegiatannya akibat Covid-19. Dia mengaku sering dihubungi jamaahnya untuk menanyakan mengapa kegiatan majelis taklim belum juga digelar. Desakan ini bukan tanpa alasan. Sebab ternyata sebagian ibu-ibu mengadu karena butuh solusi atas kesulitan yang dirasakan di kala pendemi menerpa."Banyak yang curhat soal kekurangan keuangan dan kesehatan keluarga. Jadi, di sinilah ibu-ibu majelis taklim bisa menjadi penyambung lidah antara mereka jamaah yang kesulitan dan kita ustazah. Lalu kalau ada masalah, kita bisa menyampaikan ke pihak lain, dan ini sudah kita lakukan," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Geliat Majelis Taklim di Masa Pandemi" yang digelar Republika belum lama ini. Majelis Ulama DKI Jakarta, terang Faizah, telah membentuk tim di lima wilayah kota administrasi yang berperan sebagai penghubung antara jamaah dan ustazah. Dia mengatakan, bagaimana pun ustazah punya peran untuk mengecek jamaahnya, misalnya apakah ada yang sedang dalam kesulitan. MUI dari tingkat provinsi DKI hingga kecamatan saling berkoordinasi untuk mengetahui kebutuhan para jamaah majelis taklim."Sebelum Covid-19, ini belum ada. Dengan adanya Covid, kita adakan sehingga kita harus lebih aware bagi anggota yang membutuhkan penanganan secara pribadi. Karena Covid-19 ini menghantam perempuan, karena dari sisi ekonomi rumah tangga, yang mengatur itu kan perempuan," tuturnya. Apalagi, di saat pandemi ini tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan sehingga ini menjadi beban ganda bagi perempuan. Ketika misalnya suami diberhentikan dari pekerjaannya, maka istri yang rela banting-tulang ikut mencari nafkah. Karena itu, Faizah mengadakan pelatihan mengenai resep makanan untuk bisa menjadi sumber pendapatan alternatif bagi keluarga."Tetapi lagi-lagi, sulit untuk menyadarkan bahwa kita mampu untuk melakukan sesuatu di tengah pandemi ini. Apalagi biasanya, kalau istri mau berusaha, dukungan suami itu kurang, sehingga istri yang masak, istri juga yang dagang. Maka perlu juga ada kesadaran para suami untuk bagaimana bekerja sama dengan istri menanggulangi Covid ini," juga mengakui, banyak ibu rumah tangga yang belum memahami soal cara berjualan yang benar. Kondisi ini memerlukan dukungan dari para ustazah untuk membantu mereka keluar dari kesulitan. "Jangan dulu bicara usaha yang pakai izin, hal-hal yang kecil saja mereka belum tahu, seperti menghitung modal dan biaya harga untuk dijual," ucap ustazah, jelas Faizah, juga sering menerima aduan berbagai curahan hati dari ibu-ibu rumah tangga. Misalnya, karena kini aktivitas lebih banyak di rumah, maka ibu-ibu pun menjadi terlalu lelah sehingga melepas kepenatannya dengan bercerita kepada ustazah. "Keluhan begini mengadunya ke kita dan kita memberi masukan yang tidak jauh dari agama dan psikologi," menyampaikan, kegiatan jamaah majelis taklim tidak berhenti seluruhnya. Jamaah tetap menjaga komunikasi melalui aplikasi percakapan ponsep pintar. Mereka menjalin komunikasi termasuk untuk mendiskusikan soal kegiatan yang ingin digelar di masa pandemi. Salah satu kegiatan yang terlaksana, yaitu kegiatan bantuan sosial untuk para korban Covid-19."Selain itu kami juga menyerahkan sumbangan kepada orang yang membutuhkan. Kalau di antara jamaah majelis taklim ada yang sakit, kami sambangi," tutur majelis taklim secara tatap muka pun tetap diupayakan digelar karena sebagian jamaah, seperti dari kalangan lanjut usia dan yang tidak punya ponsel, tidak memungkinkan untuk mengikuti pengajian daring. "Jadi pengajian yang lokal itu tetap digelar karena terkadang ada yang enggak punya handphone sehingga dilakukan secara mengungkapkan, bagaimana pun, majelis taklim itu merupakan arena silaturahim dan juga kegiatan untuk saling bertukar pikiran. "Yang kalau itu ditutup membuat kangen ibu-ibu," tuturnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini p>Badan Kontak Majelis Taklim BKMT merupakan wahana pendidikan yang berusaha menanamkan akhlak yang mulia, meningkatkan ketaqwaan, pengetahuan dan kecakapan yang diabdikan sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan ummat dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT. Banyak pengajian yang dilaksanakn ibu-ibu secara rutin, ada yang mingguan bahkan ada yang sampai 3 kali dalam seminggu dan ada pula bulanan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1 Motivasi apa yang membuat ibu-ibu sangat antusias dalam mengikuti pengajian ? Dan Faktor-faktor apakah yang menyebabkan ibu-ibu sangat antusias mengikuti pengajian di BKMT Kota Palangka Raya ? 2 Bagaimana Implikasi Ibu-ibu setelah mengikuti pengajian di BKMT Kota Palangka Raya tersebut ? Adapun pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian fenomenologis, dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling dan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mengikuti pengajian dengan mengambil ibu-ibu dari pengajian Aisyiyah, Musimat Nahdatul Ulama, Nasyiyatul Asyiyah, Fatayat Nahdatul ulama dan Mar’atus sholehah berjumlah 15 orang, dengan tehnik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa termotivasinya ibu-ibu mengikuti pengajian di karenakan, ingin menuntut ilmu agama dan memperdalam ilmu agama, menganggap ikut pengajian adalah merupakan ibadah, membuat batin atau jiwa menjadi tenang, menjalin silaturrahmi di antara sesama anggota pengajian, diadakannya arisan sebagai pengikat anggota. Sedangkan Faktor yang mempengaruhi ibu-ibu mengikuti pengajian berasal dari faktor intern dan ekstren. Adapun impikasi terhadap ibu-ibu setelah mengikuti pengajian, Rajin bersilaturrahim, Suka Bersedekah, lebih Sabar menghadapi persoalan dalam keluarga, mengamalkan sholat Tahajut dan sholat Dhuha, Rajin membaca Al Qur’an, Rajin mengamalkan zikir-zikir, Pemaaf kepada teman-teman dan keluarga, memiliki perasaan tenang dan tentram. Diharapkan setelah mengikuti pengajian Subjek ibu-ibu dapat mengimplikasikan segala ilmu yang di dapat, baik untuk diri sendiri, maupun berdampak juga dengan orang lain. Kata Kunci Motivasi Ibu-ibu, Pengajian, BKMT Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaMOTIVASI IBU-IBU MENGIKUTI PENGAJIAN DI BADAN KONTAKMAJELIAS TAKLIM BKMT KOTA PALANGKA RAYAHamdanahDosen IAIN Palangka RayaJl. Jintan, G. Obos IX, Kota Palangka RayaABSTRAKThe Board Contact of Majelis Taklim BCMT is an educational medium thatseeks to instill a noble character, increase taqwa, knowledge and skills as an effort toeducate the life of the nation and promote the welfare of the ummah in order to seek thepleasure of Allah SWT. Many Islamic gatherings were held by Muslim ladies on aregular basis such as weekly and even up to 3 times a week as well as questions are 1 What is the motivation that makes the ladies veryenthusiastic about taking part in Islamic gatherings? In addition, what are the factorsmaking the Muslim ladies enthusiastic about attending the study at Board ContactMajelis Taklim of Palangka Raya Municipality? 2 What are the implications ofMuslim ladies’ participation in the Islamic gatherings at Board Contact Majelis Taklimof Palangka Raya Municipality?The approach used is qualitative with a phenomenological study, by using atechnique of Purposive Sampling and the subjects in this research are Muslim ladiestaking part in Islamic gatherings from Aisyiyah, Nahdatul Ulama Season, NasyiyatulAsyiyah, Fatayat Nahdatul Ulama and Mar 'atus sholehah with a total number of 15people, with data collection techniques of observation, interviews and of the research suggest that the Muslim ladies were motivated abouttaking part in the Islamic gatherings because they wanted to study and deepen theirreligious knowledge, thought that their participation was worship, made their soulspeaceful, communicated with other members of the Islamic gatherings, and united some factors affecting them to take part in the gatherings were internaland external ones. Additionally, implications of the Islamic gatherings were that theladies were motivated to communicate with other members, be more patient whenhaving some family problems, do Tahajjud and Dhuha prayers, frequently spell somezikirs, be forgiving to their friends and families, have peaceful and calm is expected that after the Islamic gatherings for Muslim ladies, the subjectscould apply their gained knowledge, to both themselves and ladies motivation, Islamic gathering for ladies, Board Contact of MajelisTaklim BCMT JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaA. Latar Belakang MasalahPendidikan pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama antarapemerintah, masyarakat dan keluarga. Atas dasar tanggung jawab ini pendidikan diIndonesia diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, non formaldan Islam menekankan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikanbaik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Peranan agama sangat pentingdalam kehidupan manusia, sebab agama merupakan sangat diperlukan dalamkehidupan masyarakat. Melalui pendidikan agama diharapkan nilai-nilai agamadapat diterapkan oleh peserta didik. Hal ini juga mendukung dalam usaha mencapaitujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20Tahun 2003 pada Bab II pasal 3 yang berbunyi Pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta pendidikan manusia berusaha mengembangkan aspek-aspekkepribadiannya baik jasmaniah maupun rohaniah, termasuk didalamnya aspekindividualitas, moralitas dan aspek religius, serta aspek sosialitas sehingga denganpendidikan itu akan tercapai kehidupan yang harmonis, seimbang antara kebutuhanfisik material dan kebutuhan mental spritual dan antara dunia dan ukhrawi. Jadi,pendidikan tidak hanya didapatkan di sekolah formal tetapi ada juga pendidikandi luar sekolah non-formal, salah satunya yaitu pengajian agama di majelis taklim,les, privat, dan Islam disuruh belajar dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain,dan bahkan orang yang tidak berilmu wajib menuntut ilmu atau belajar untuk dapatberamal baik, sementara orang yang berilmu wajib menyampaikan dan berbagipengetahuan yang dimiliknya kepada orang lain dengan cara yang baik. Sepertiyang terdapat dalam surah At Taubah ayat 122 sebagai berikut 3Artinya “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang.mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapaorang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk1Barsihannor, Belajar dari Luqman al-Hakim Yogyakarta Kota Kembang, 2011, h. RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab IV pasal 27 ayat 1 Bandung Citra Umbara, 2003, Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, cet. Jakarta 2002. h. 644. JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayamemberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembalikepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”Pengajian agama adalah salah satu sarana untuk memperdalam ilmu agama,dan mempunyai tujuan untuk memberikan arah dan membimbing masyarakatmendapatkan keselamatan dunia dan akhirat, mampu mencapai tujuan hidup yanghakiki yaitu terbentuknya insan yang senantiasa berhamba kepada Allah Swt dalamsemua aspek masyarakat Islam, pengajian agama atau majlis Taklim merupakansistem pendidikan non-formal yang selalu berkembang dari sejak adanya agamaIslam sampai sekarang. Pengajian agama yang dilakukan oleh masyarakat muslimdapat memberikan berbagai pengetahuan agama sebagai way of life bagi umatIslam. Pengajian agama merupakan kegiatan pendidikan non formal yang banyakdilakukan di masyarakat, dan diselenggarakan sebagai usaha dakwah di kalanganmasyarakat merupakan salah satu institusi dan kegiatan dalam masyarakatIslam yang memiliki multi-fungsi. Di samping sebagai salah satu bentukpendekatan dan sekaligus instrumen dakwah, pengajian juga berfungsi dan berperansebagai lembaga pendidikan non-formal di tengah masyarakat. Bahkan pengajiandapat berfungsi dan berperan sebagai wahana bimbingan dan penyuluhankonseling kelompok kepada warga masyarakat Islam yang bentuk pendekatan dan instrumen dakwah, pengajian akan selalu adadalam masyarakat Islam, sejalan dengan keharusan atas keberadaan kegiatan dangerakan dakwah. Menurut M. Quraish Shihab, dakwah merupakan satu bagian yangpasti ada dalam kehidupan umat beragama. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakansuatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya. Oleh karena itu,kegiatan dakwah bukan semata-mata timbul dari pribadi atau golongan, melainkanmuncul dari doktrin Islam itu sendiri, walaupun tentu saja harus ada segolongantha’ifah umat Islam yang Ali Abdul Halim Mahmud, pengajian memiliki peranan pentingdalam menegakkan amar ma’ruf Nahi Mungkar di masyarakat, yaitu sebagai pilar-pilar utama Tarbiyah Islamiyah5. Kegiatan pengajian yang dapat dijadikan sebagaiwadah pembentukan jiwa dan kepribadian yang agamis sekaligus berfungsi sebagaistabilisator dalam seluruh gerak aktifitas kehidupan manusia, sudah selayaknyalahkegiatan-kegiatan yang bernuansa Islam mendapat perhatian dan dukungan darimasyarakat, sehingga tercipta insan-insan yang memiliki keseimbangan potensi darisegi intelektual maupun mental spiritual sekaligus memiliki kepribadian yangIslami dalam mengadapi perubahan zaman yang semakin majelis pengajian sangat diharapkan dapat memberikankonstribusi positif terhadap pembinaan agama anggota sekitarnya, mulai dari4M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu dalam KehidupanMasyarakat Bandung Mizan, 1992, h. Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani, Terjm. Abdul Hayyie al –Kattani Jakarta Gema Insani Press, 2000, h. 51 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayamemfungsikan masjid, dan mushalla, aula maupun dengan memanfaatkan rumahpara jamaa’ pengajian mengarahkan kepada kegiatan kelompok social, karenadalam pengajian terjadi interaksi antara individu, ada yang memimpin dan ada yangdipimpin dengan berbagai metode tertentu. Dalam teori kelompok sosial situasiyang seperti ini termasuk situasi kebersamaan. Menurut Slamet Santosaberpendapat, bahwa kelompok sosial dengan situasi kebersamaan dapat dijabarkansuatu kelompok individu yang berkumpul pada suatu ruang dan waktu yang sama,tumbuh dan mengarahkan tingkah laku yang sebagai dakwah Islam, yang menarik banyak peminat dalam halmustammi, mulai dari kaum bapak-bapak, ibu-ibu, dan tak ketinggalan juga kaumremaja. Dari pengajian yang ada, maka yang lebih dominan dalam melaksanakanpegajian adalah kaum ibu di bandingkan dengan kaum Bapak secara yang dilaksakan oleh kaum ibu-ibu terhimpun dalam suatuwadah yang disebut dengan Badan Kontak Majelis Taklim atau yang dikenaldengan BKMT dengan beranggotakan ibu-ibu. Majelis taklim merupakan salahsatu lembaga pendidikan keagamaan khas Islam yang tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat. Lembaga ini hampir terdapat di setiap komunitas muslim yangkeberadaannya telah banyak berperan dalam pengembangan dakwah Islam. BKMTini sebagai induk atau umbrella dari ratusan bahkan ribuan pengajian yang tersebardi pelosok tanah air, diakui telah menyumbangkan peran yang amat besar dalammencerdaskan ummat dan bangsa khususnya dalam mengajarkan agama, melaluimajelis taklim ini masyarakat yang terlibat didalamnya dapat merasakan betapakeberadaan lembaga ini menjadi sarana pembinaan moral spiritual serta menambahpengetahuan keislaman guna meningkatkan kualitas sumber daya muslim yangberiman dan bertakwa kepada Allah Kontak Majelis Taklim merupakan bagian dari lingkungan socialmemiliki kedudukan strategis, berperan sebagai wahana pendidikan yang berusahamenanamkan akhlak yang mulia, meningkatkan ketaqwaan, pengetahuan dankecakapan yang diabdikan sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsadan memajukan kesejahteraan ummat dalam rangka mencari keridhaan fenomena yang ada di Kota Palangka Raya, umumnyapengajian yang dilaksanakan ibu-ibu bermacam-macam, sangat beragam, adayang namanya pengajian Al Qur’an, yasinan, burdahan,dalail, habsyi, ad diba’idan lain-lain, semuanya diikuti oleh mayoritas kaum ibu, sehingga hampir disetiap RT/RW. Pelaksanaan pengajian tersebut setiap minggu satu ibu terkadang sampai 3 tiga kali dalam seminggu bahkan ada lagipengajian rutin yang dilaksanakan dalam setiap bulan, disebut dengan pengajianbulanan yang juga diikuti oleh kaum ibu-ibu. Apalagi kalau acara hari-hari besar6Slamet Santosa, Dinamika Kelompok Jakarta Bumi Aksara, 2006, h. 337Pengurus Pusat BKMT, Anggaran dasar dan Anggaran rumah Tangga, Jakarta PP. BKMT,2011, hal. 1 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaIslam, seperti Maulid dan Isra’ Mi’raj, mereka berbondong-bondong untukmengikuti kegiatan tersebut dan terkadang pelaksanaannya setiap hari denganberpindah-pindah tempat. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menelitimotivasi apa yang membuat kaum ibu-ibu sangat antusias dalam mengikutipengajian? Apakah dikarenakan mereka haus dengan ilmu pengetahuan agama,sehingga mereka tergerak untuk menghadiri pengajian secara rutin? Apakah jugakarena mereka termotivasi mengikuti pengajian tersebut karena merasa adakewajiban menuntut ilmu agama, sebagai bekal dalam hidup di dunia dan diakhirat kelak, atau juga ingin mencari ketenangan batin, atau inginbersilaturrahmi, atau juga karena diadakan arisan supaya bisa ngumpul-ngumpuldengan ibu-ibu yang lain. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan ibu-ibu sangatantusias mengikuti pengajian tersebut? Apakah dipengaruhi oleh Faktor intern?misalnya latar belakang pendidikan ibu-ibu, pekerjaan ibu-ibu, minat juga dipengaruhi oleh faktor ekstern seperti; Ajakan dari orang lain,pelaksanaan kegiatan pengajian dan kualitas pengajian, Guru/da’i dalammemberikan pengajian dengan kemampuan profesionalnya, lingkungan tempattinggal atau masyarakat sekitar lokasi pengajian. Bagaimana implikasi ibu-ibusetelah mengikuti pengajian tersebut ?Berdasakan dari fenomena di atas penulis tertarik untuk membuat sebuahpenelitian dengan judul “Motivasi ibu-ibu mengikuti Pengajian di BadanKontak Majelis Taklim Kota Palangka Raya”.B. Metode Penelitian1. Pendekatan PenelitianSesuai dengan permasalahan yang dikaji, maka penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian fenomenologis. Pemilihanpendekatan ini dilakukan dengan dasar bahwa data yang dibutuhkan lebihterfokus pada motivasi ibu-ibu mengikuti pengajian di BKMT Kota PalangkaRaya. Data dihimpun dalam keadaan sewajarnya, menggunakan cara yangsistematis, terarah dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga tidakkehilangan sifat keilmiahannya. Penelitian kualitatif mengejar kebenaran lewattemuannya dari sumber terpercaya, sehingga hal yang hakiki, yang esensialdapat ditemukan, kebenaran tidak diukur berdasarkan frekuensi dan Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah ibu-ibu yang mengikuti pengajian diBKMT kota Palangka Raya, menggunakan teknik purposive sampling, dengankriteria sebagai berikut a Ibu-ibu yang berasal dari pengurus/anggota organisasi Aisyiyah baikkota maupun wilayah berjumlah 3 orangb Ibu-ibu dari pengurus/anggota Muslimat Nahdatul Ulama sebanyak 3orangc Ibu-ibu dari pengurus/anggota Fatayat Nahdatul Ulama sebanyak 3orangd Ibu-ibu dari pengurus/anggota Nasyiatul Aisyiyah sebanyak 3 orang JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayae Ibu-ibu dari pengurus/anggota pengajian Mar’atus Sholehah sebanyak3 orangDari kriteria di atas, maka penulis mengambil 15 orang ibu-ibu yangmengikuti pengajian di BKMT Kota Palangka Tehnik Pengupulan DataPengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dandokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data perlu dilakukan triangulasi. Tehniktriangulasi yang digunakan lebih banyak pada triangulasi sumber, metode dan teknik analisis data dibagi dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secarabersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Kerangka Pikir/KoseptualMencermati judul dan rumusan masalah yang penulis buat tentang MotivasiIbu-ibu mengikuti Pengajian di Badan Kontak Majelis Taklim Kota Palangka Raya,maka tidak terlepas dari pengertian motivasi sebagai salah satu faktor psikologisyang merupakan pendorong dari individu atau jamaah pengajian untuk melakukanberbagai aktivitas mengikuti pengajian agama. Motivasi yang kuat dan jelas mampumengantarkan seseorang pada tujuan akhir dari aktivitasnya. Sebaliknya motivasiyang kurang jelas bahkan tidak ada sama sekali atau tidak mampu membawapeserta pengajian kepada tujuan yang diharapkan. Tujuan akhir dari motivasitersebut adalah adanya impikasi ibu-ibu setelah mengikuti lebih jelasnya dapat di lhat skema/Tabel berikut JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaTabel 1Kerangka PikirPENGAJIANIBU-IBUIMPLIKASI1. Rajin bersilaturrahmi2. Suka Bersedekah3. Lebih Sabar4. Mengamalkan Sholat tahajud& Dhuha5. Rajin membaca Al Qur'an6. Rajin Mengamalkan Zikir7. Pemaaf kepada Teman &Keluarga8. Mempunyai perasaan tenang,aman dan tentramMOTIVASI &FAKTOR1. Menuntut Ilmu agama2. memperdalam ilmu agama3. sebagai ketenangan jiwa5. kewajiban menuntut ilmu6. silaturahmi7. ber arisanINTERN1. latar pendidikan2. ajakan org lain2. kualitas da'i4. tempat pengajian5. metode penyampaian JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaE. Kerangka TeoriKata motif motive, berasal dari akar kata bahasa latin movere, yangkemudian menjadi motif ; artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motifmerupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang melakukan berbagaiperbuatan dengan tujuan Al Kinso dan kawan-kawan sepertiyang dikutip Abd. Racman Abror, “Motivasi mengacu kepada faktor-faktor yangmenggerakan dan mengarahkan tingkah”.9Lebih lanjut Wlodkowski menjelaskanmotivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilakutertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan persistence pada tingkah lakutersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme. Sedangkan Imronmenjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berartidorongan pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berartimendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebabdan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongindividu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuanyang diinginkan”.10Wlodkowski menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yangmenyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah sertaketahanan persistence pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskanbehaviorisme. Sedangkan Imron menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasaInggris motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Kata kerjanyaadalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motivesendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diriseseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitastertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan”.11Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diriseseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengantanggapan terhadap adanya kebutuhan, setiap manusia bertindak senantiasa didorong untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dikemukakan oleh Ada lima dasar kebutuhan dasar manusia, kelima kebutuhan dasartersebut ialah sebagai berikut1 Kebutuhan fisiologis Physiological Needs2 Kebutuhan akan rasa aman Safety/Security Needs3 Kebutuhan akan cinta dan kasih Social Needs4Kebutuhan akan penghargaan Esteem Needs5Kebutuhan akan aktualisasi diri”. Self-actualization Needs13Dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman 8Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan Yogyakarta Tiara Wacana, 1999, h 144910Evelin Siregar, Teori Belajar dan Pembelaaran, Bogor Ghalia Indonesia, 2010 , h. 4912Evelin Siregar, Teori Belajar dan Pembelaaran, Bogor Ghalia Indonesia, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, JakartaRineka Cipta, 2010, h. 171 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Raya……Artinya “… Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehinggamereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri….” Ar-Ra’d 11Dari ayat di atas menggambarkan bahwa ternyata motivasi yang palingkuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sangat berpengaruh dalam gerak-gerikseseorang dalam setiap tindak-tanduknya. Apabila dikaitkan dengan tingkah lakukeagamaan, maka motivasi tersebut penting untuk dibicarakan sebab akan dapatmengetahui apa sebenarnya yang melatar belakangi suatu tingkah lakukeagaman yang dikerjakan seseorang. Disini peranan motivasi itu sangat besarartinya dalam bimbingan dan mengarahkan seseorang terhadap tingkah lakukeagamaan. Namun demikian ada motivasi tertentu yang sebenarnya timbuldalam diri manusia karena terbukanya hati manusia terhadap hidayah orang tersebut menjadi orang yang beriman dan kemudian denganiman itulah ia lahirkan tingkah laku Ramayulis, peran motivasi dalam kehidupan manusia sangatbanyak, diantaranya a. Motivasi sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu,sehingga menjadi unsur penting dan tingkah laku atau tindakanmanusiab. Motivasi bertujuan untuk menentukan arah dan tujuanc. Motivasi berfungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramalbenar atau salah sehingga bisa dilihat kebenarannya dan kesalahannyad. Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akandilakukan oleh manusia baik atau buruk. Jadi motivasi itu berfungsisebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusiadalam al Qur’an ditemukan beberapa statement baik secara eksplisitmaupun implisit yang menunjukkan beberapa bentukan dorongan yangmempengaruhi manusia. Seperti yang terdapat dalam Surah Ar-rum ayat 30,Allah menjelaskan bahwa potensi yang dimiliki seseorang manusia adalahfitrah sebuah potensi dasar. Potensi dasar yang memiliki makna sifat bawaan,yang dibawa sejak lahir mengandung arti bahwa sejak diciptakan manusiamemiliki sifat bawaan yang menjadi pendorong untuk melakukan berbagaimacam bentuk perbuatan, tanpa disertai dengan peran akal, sehingga terkadang14Ramayulis, Psikologi Agama,Jakarta Kalam Mulia, 2011, h. 102 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayamanusia tanpa disadari bersikap dan bertingkah laku untuk menuju pamenuhanfitrahnya. Manusia selain sebagai makhluk rasionalistik juga sebagai makhlukmetafisik, yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar yangbiasanya disebut naluri atau perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari ataurasional maupun yang tidak disadari mekanikal atau naluri pada dasarnyamerupakan sebuah wujud untuk menjaga sebua keseimbangan hidup. Jikakeseimbangan tubuh ini terganggu, maka akan timbul suatu dorongan untukmelakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan menyebutkan ada beberapa motivasi aktivitas hidupseseorang, yakni 1 Tidak ada motivasi atau tendensi apapun dalam ibadah, hidup danmati ini kecuali semata-mata karena Allah. Firman Allah SWTَيﺎَﯿْﺤَﻣَو ﻲِﻜُﺴُﻧ َو ﻲِﺗﻼَﺻ ﱠنِإ ْﻞُﻗ َﻦﯿِﻤَﻟﺎَﻌْﻟا ِ ّب َر ِ ﱠ ِ ﻲِﺗﺎَﻤَﻣ َوArtinya“Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku danmatiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”QS Al-An’am1622 Semata-mata ikhlas karena Allah SWT, sebab hal itu merupakanbentuk beragama yang benar. Firman Allah SWTArtinya “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allahdengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankanagama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat danmenunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”QSAl-Bayyinah 53 Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat dan terhindar dari siksaan api neraka. Firman Allahرﺎﱠﻨﻟا َباَﺬَﻋ ﺎَﻨِﻗ َو ًﺔَﻨَﺴَﺣ ِةَﺮ ِﺧﻵا ﻲِﻓ َو ًﺔَﻨَﺴَﺣ ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا ﻲِﻓ ﺎَﻨِﺗآ ﺎَﻨﱠﺑ َر ُلﻮُﻘَﯾ ْﻦَﻣ ْﻢُﮭْﻨِﻣ diantara mereka ada orang yang bendo'a "Ya Tuhan kami,berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat danpeliharalah kami dari siksa neraka".QS. Annisa 4.Ada 2 dua faktor yang mempengaruhi motivasi tersebut, yakni Internaldan Eksternal. Dari 2 faktor tersebut timbullah implikasi ibu-ibu setelahmengikuti pengajian tersebut. Motivasi merupakan pendorong bagi tindakanseseorang dalam merah cita-cita. Di mana semakin tinggi cita-cia yang akan JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayadiraih oleh seseorang maka sebagai konsekkuensinya semakin kuat pula motifyang mendasarinya, sehingga tidak mengherankan jika ada seseorang yang dapatmeraih atau mencapai jenjang prestasi tertentu dan posisi tertentu, sedangoranglain tidak dapat mencapainya. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasimanusia, diantaranya adalah dorongan yang secara spontan dan alamiah yangterjadi pada manusia. kelakuan manusia atau taklim mengandung beberapa pengertian yang Zarkasyi dalam buku Manajemen Majelis Taklim yang dikarang olehMuhsin menyatakan, bahwa majelis taklim bagian dari model dakwah dewasa inidan sebagai forum belajar untuk mencapai suatu tingkat pengetahuan Abbas juga mengemukakan pendapatnya, dimana ia mengartikansebagai “lembaga pendidikan non-formal Islam yang memiliki kurikulum sendiri,diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jamaah yang relatifbanyak”.17Sedangkan menurut Musyawarah Majelis Taklim se-DKI pada tanggal 9-10Juli 1980 merumuskan defenisi ta’rif mejelis taklim, yaitu lembaga pendidikanIslam non-formal yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secaraberkala dan teratur, dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak, dan bertujuanuntuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antaramanusia dan Allah Swt habluminallah, dan antara manusia dan sesamahabluminannas dan dengan lingkungan dalam rangka membina pribadi danmasyarakat bertakwa kepada Allah Gambaran Umum Penelitian1. Gambaran singkat Kota Palangka RayaSejarah pembentukan kota Palangka Raya19yang merupakan bagianintegral dari pembentukan Propinsi Kalimantan Tengah merupakanimplementasi dari Undang-undang Darurat Nomor 10 tahun 1957, LembaranNegara Nomor 53 berikut penjelasannya Tambahan Lembaran Negara Nomor1284 berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-undang Pembentukan Daerah Swatantra Propinsi Kalimantan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen RepublikIndonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-Undang Nomor 27Tahun 1959 yang isinya menetapkan pembagian Propinsi Kalimantan Tengahdalam 5 lima Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor tanggal 22 Desember 1959 ditetapkanlah pemindahan tempat15Niko Syukur Dister, Pengalaman dan Motivasi Beragama Yogyakarta Kanisius, 1994, h. 7416Muhsin, MK, Manajemen Majelis Taklim Petunjuk Praktis Pengelolaan Dan PembentukannyaJakarta Inter Massa, 2009 Cet. Ke-1, h. 117Syamsuddin Abbas, Memperkuat Kelembagaan Masjid, Madrasah, dan Koperasi. JakartaYayasan Amal Shaleh Akkajeng [YASKA], 2000. h. Natsir Zubaidi, ed., Mendesain Masjid Masa Depan. Jakarta Pustaka Insani Indonesia, Palangka Raya City in Fugures Tahun 2009, hlm 39 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayakedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dari Banjarmasin kePalangkaraya terhitung mulai tanggal 20 Desember 1959. SelanjutnyaKecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahapmengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antaralain mempersiapkan Kotapraja Palangkaraya. Kemudian pada tahun yang samaKecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi. Padatanggal 11 Mei 1960 dibentuk pula Kecamatan Palangka Khusus persiapanKotapraja Palangkaraya. Perubahan, peningkatan dan pembentukan yangdilaksanakan untuk kelengkapan Kotapraja Administratif Palangkarayadengan membentuk 3 tiga Kecamatan yaitu1. Kecamatan Palangka di Pahandut2. Kecamatan Bukit Batu di Tengkiling3. Kecamatan Rakumpit4. Kecamatan Sebangau5. Kecamatan Jekan RayaDengan disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965, makaditetapkanlah Kotapraja Palangkaraya yang otonom. Selanjutnya pada tanggal17 Juni 1965 secara resmi menjadi Kotapraja Otonom Palangkaraya denganPenguasa Kotapraja Palangkaraya adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat IKalimantan Tengah Bapak Tjilik Riwut, yang hingga saat ini momentum 17Juni diperingati sebagai hari jadi Kota Palangkaraya. Kemudian pada tanggal18 September 1965 dilantiklah Bapak Jantisaconk menjadi Walikota KepalaDaerah Kotapraja era reformasi dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22tahun 1999 tanggal 7 Mei 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka sebutanKotamadya Daerah Tingkat II Palangkaraya berubah menjadi Daerah KotaPalangka Raya dan untuk sebutan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat IIPalangka Raya menjadi Walikota Palangka Gambaran Jumlah mahjelis Taklim di Kota Palangka RayaDari 5 lima kecamatan yang ada di kota Palangka Raya, jumlahpengajian yang ada sangat banyak dan bahkan lebih dari 100 buah, belumtermasuk pengajian yang ada di organisasi keagamaan seperti OrganisasiNasyiatul Aisyiyah, Aisyiyah, IMM putri, Fatayat NU, Muslimat NU, WanitaIslam, Mar’atus Sholheh, Al Hidayah, Perwati, dan lain-lain, semua organisasitersebut selalu melaksanakan pengajian rutinnya baik mingguan, bulanantergantung kesepakatan untuk melihat data jumlah pengajian yang terdaftardi Kota Palangka Raya. JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Raya3. Gambaran Umum SubjekTabel 2Subjek PenelitianJUMLAH Yang diikuti SubjekG. Penyajian Data Hasil PenelitianBanyaknya ibu-ibu yang mengikuti pengajian di BKMT Kota PalangkaRaya, sesuai dengan kreteria subjek yang penulis tuangkan di atas, makadiambillah 15 lima belas subjek yang mewakili dari 5 pengajian yang ada diPalangka Raya. Untuk lebih jelasnya dituangkan dalam sebuah tabel sebagaiberikut 1. Motivasi dan Faktor-faktor subjek dalam mengikuti pengajian, penulissajikan dalam bentuk tabel berikut ini Tabel 3Motivasi SubjekMenuntut ilmu agamaSilaturrahmi dengan teman-temanAdanya ketenangan Batin/JiwaWawancaratanggal 29Juli 2017 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaMenambah silaturrahmiMenambah ilmu pengetahuanMenambah wawasan keagamaanWawancaratanggal 30Juli 2017Menambah wawasan ilmupengetahuanMenjalin silaturrahmi untuk memrerattali silaturrahmiMeningkatkan keimanan danketaqwaanWawancaratanggal 31Juli 2017Menjalin hubungan tali silaturrahmiMenambah wawasan pengetahuanagamaBisa berbagi ilmu dan pengalamanWawancaratanggal 3Agustus2017Menjalin silaturrahmiMencari pengalamanWadah berbagi ilmu dan informasiWawancaratanggal 5Agustus2017Menjalin persaudaraan & silaturrahmiMenambah ilmu pengetahuanMenambah amal ibadahWawancaratanggal 7 ilmu agamaMenambah sahabatMenjalin silaturrahmiSebagai ibadahWawancaratanggal 8 Agt2017Menjalin silaturrahmiMuzakarah bil ma’rufKegiatan social dan taklimWawancaratanggal 13Agtustus2017Menuntut ilmuMenjalin sikaturrahmiBerbagi ilmu dengan keluargaWawancaratanggal 14Agustus 2017Menambah wawasan ke ilmuanMenjalin tali silaturrahmiMemanfatkan umur / sisa hidupWawancaratanggal 15Agustus2017Memperbanyak teman dan bisasiaturrahmiWawancaratanggal 16Agustus 2017Mempererat silaturrahmiMenambah ilmu agamaWawancaratanggal 20Agustus2017 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaMenjalin silaturrahmiMenambah ilmu pengetahuanWawancaratanggal 22Agustus2017Menjalin silaturrahmiMenambah pengetahuan tentangkeagamaanWawancaratanggal 23Agustus2017Menambah wawasan keagamaanMenjalin ukhuwah iskamiyahWawancaratanggal 24Agustus 2017Tabel 4Faktor subjek antusias dalam mengikuti pengajianSarjana S2Pekerjaan GuruKeinginan sendiriSarjana S1Pekerjaannya GuruKeinginan sendiriDiploma 3Ibu Rumah TanggaDiajak orang lainMaterinya menyejukkanMetodenya bagusSarjana S1GuruKeinginan sendiriMetodenya sesuaiPenceramahnya bagusSarjana S1PNSKeinginan sendiriMateri nya bagusMetodenya baikSarjana S1WiraswastaKeinginan sendiriMateri yang disukai FiqihwanitaDiajak orang lain, materibagusSLTAIbu Rumah TanggaKeinginan sendiriMaterinya bagus,Metodenya bagusPenceramahnyaProfisional JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaSarjana S2GuruKeinginan sendiriTerpengaruh denganteman-teman, matericukup bagusSarjana S1Ibu Rumh TanggaKeinginan sendiriMateri nya menarikMetodenya bagusDa’inya professionalDiajak Sahabat/oranglain MaterimenyenagkanMetodenya cocokDiajak oleh orang lainMaterinya bagusDiajak orang lainMaterinya menarikMetodenya bagusSarjana S2DosenMembentuk pengajiansendiriMaterinya bagusMetodenya sesuaiPenceramahnyaprofesionlTabel 5Materi dan Metode yang digunakan PenceramahMateri yang disukaisubjekMetode yang disukai subjekCeramah, Tanya jawab sesuaimateri yang disampaikan,demonstrasiCeramah, Tanya jawab,demonstrasiSholat, Muamalah,Akhlak tercelaCeramah, Tanya jawab DialogIman, Islam dan IhsanAkhlakul KarimahKeutamaan sholawatCeramah, Tanya Jawab, Peragaan/demonstrasiAqidah, pendidikan,syari’ah dan dakwah JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaPendidikan, Munakahat,tentang keluargasakinahSholat dan hak sertakewajiban terhadaptetanggaFiqih wanita dan Tatacara sholat yang benarTabel 6Penceramah yang diinginkan subjekTabel 7Waktu yang sesuai untuk Pengajian JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaTabel 8Tempat pengajian yang digunakan JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Raya2. Implikasi Ibu-ibu setelah mengikuti pengajian di BKMT Kota Palangka RayaUntuk mengetahui implikasi ibu-ibu setelah pengajian, maka dapat dilihatdalam tabel berikut Tabel 9Implikasi Subjek setelah mengikuti PengajianRajin BersedekahSering membaca Al Qur’anSuka memberi nasehat dengan kawanWawancaratanggal 29Juli 2017Mengerti Tata Cara mendidik anak yangsesuai dengan ajaran IslamWawancaratanggal 30Juli 2017Belajar melaksanakan sholat malamBerusaha melaksanakan sholat DhuhaWawancaratanggal 31Juli 2017Suka berbagi pengalaman dengankawanBelajar mengamalkan puasa sunatsunat SyawalWawancaratanggal 3Agustus2017Sering kumpul-kumpul dengan kawansambil membahas pelajaran agamaWawancaratanggal 5Agustus2017Suka berkunjung ke tempat keluargaMengamalkan bacaan zikir-zikirWawancaratanggal 7 berbagi rizqi dengan orang yangmemerlukan bersedekahLebih memahami tentang masalahkewanitaanRasa aman, tenang, tentramWawancaratanggal 8 Agt2017Suka mengumpul kawan-kawan untukbelajar agamaWawancaratanggal 13Agtustus2017Lebih mudah memberikaan pendidikan JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayaagama kepada anak tanpa paksaanTambah kasih sayingSering membaca Al Qur’an danberusaha mempelajari maknanyaMengerti tata cara membentukkeluarga sakinah mawaddah warahmahWawancaratanggal 15Agustus2017Berusaha memahami karakteristikkawanLebih sabar dalam menghadapikeluarga anak dan suamiWawancaratanggal 16Agustus 2017Mengamalkan bacaan sholawat danamalan yag lainnyaWawancaratanggal 20Agustus2017Memberikan nasehat kepada kawanyang ada persoalanWawancaratanggal 22Agustus2017Lebih sosial dan sering bersedekahkepada orang yang memerlukanWawancaratanggal 23Agustus2017Lebih suka mengamalkan yang praktis-praktis khususnya kegiatan sehari-hariWawancaratanggal 24Agustus 2017H. Analisis/ Pembahasan PenelitianDalam analisis / pembahasan ini tidak akan lepas dari rumusan masalahyang penulis kemukan, yakni 1. Motivasi dan faktor-faktor yang menyebabkan subjek antusias dalammengikuti pengajianMotivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukanatau yang dapat menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku atau perbutanseseorang untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi dirancang karena ada tujuan,yakni merupakan respon dari satu aksi, yang muncul dari diri seseorang karenaterangsang atau terdorong oleh adanya unsur Al Qur’an Surah Ar-Ra’d ayat 11 menggambarkan, bahwa ayattersebut ternyata motivasi yang paling kuat adalah dari diri sangat berpengaruh dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tindak-tanduknya. Apabila dikaitkan dengan tingkah laku keagamaan, maka motivasitersebut penting untuk dibicarakan sebab akan dapat mengetahui apa JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayasebenarnya yang melatar belakangi suatu tingkah laku keagaman yangdikerjakan Ramayulis, peran motivasi dalam kehidupan manusia .sangatbanyak diantaranya 1 Motivasi sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu,sehingga menjadi unsur penting dan tingkah laku atau tindakanmanusia2 Motivasi bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan3 Motivasi berfungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramalbenar atau salah sehingga bisa dilihat kebenarannya dan kesalahannya4 Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akandilakukan oleh manusia baik atau buruk. Jadi motivasi itu berfungsisebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusiadalam penyajian data dan hasil penelitian yang dipaparkan diatas, penulis membahas tentang motivsi ibu-ibu mengikuti pengajian di BKMTKota Palangka kenyataannya motivasi ibu-ibu mengikui pengajian sangat antusias,seperti pengajian rutin seminggu satu kali ada juga seminggu beberapa kali, danbahkan ada pengajian rutin sebulan sekali terkadang ada beberapa kali dalamsebulan lihat tabel 1, hal itu bisa terlihat dengan jawaban subjek yangdipaparkan di atas, mereka termotivasi untuk mengikuti pengajian, karenamenuntut ilmu agama dan juga menambah wawasan keagamaan. Untuk itu,agama tidak cukup dipahami hanya secara legal formalistik ritualistik saja, akantetapi harus digali dan dipahami secara Prof. Tutty Alawiyah mengatakan Agama yang berupateks-teks kitab suci tidak bisa ditelan mentah-mentah, tetapi diperlukanpengolahan dan interpretasi yang bersifat kontekstual dan fungsional saja, tetapiagama diharapkan dapat berperan dan merespon persoalan-persoalan ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah hadis Rasul.Allah berfirman dalam Al Qur’an surah Al Isra ayat 36 sebagai berikut Artinya20Ramayulis, Psikologi Agama,Jakarta Kalam Mulia, 2011, h. 10221Tutty Alawiyah, The Inspiring Woman Penggerak Kemajuan dan Peradaban, Jakarta Timur UIA Press, 2012 h. 61 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Raya“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyaipengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan danhati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.Selanjutnya dalam surah Al Mujadalah ayat 11 sebagai berikut “ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allahakan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan "Berdirilahkamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orangyang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuanbeberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”Selain termotivasi untuk menuntut ilmu para subjek juga mengatakantermotivasi untuk menjalin tali silaturrahmi dan ukhuwah Islamiyah. Sebagaimanusia kita menjadi hamba yang taat kepada Allah SWT, taqwa yang sebenar-benarnya taqwa menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dan menjagahubungan baik dengan sesama manusia, Allah SWT mencintai hamba-Nya yangtaat dan menjaga tali silaturahmi. Menyambung silaturahmi merupakan suatuamal shaleh yang penuh berkah, memberikan kepada pelakunya kebaikan didunia dan akhirat, menjadikannya ia dicintai Allah SWT di manapun ia Achmad Sunarto, diantara hikmah menjaga silaturahmi adalah1 Menjadikan seorang hamba lebih dekat dengan Allah SWT dandicintai Allah SWT, hati akan terasa tanang, damai dan Insha Allah meluaskan rezeki, dari sisi psikologis hidup tentramakan menjadikan jiwa menjadi lebih sehat, Insha Allah jika Allahberkendak umur kita akan diopanjangkan. Allah SWT maha kuasaatas segala Di senangi para malaikat, karena malaikat juga Di benci shaiton, mereka akan lebih sulit untuk menyesatkan kita,karena kita menjadi lebih dekat dengan Allah SWT. Sesungguhnyashaiton adalah musuh yang nyata bagi manusia. Teruslah mendekat JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayakepada Allah SWT agar kita selalu terlindungi darigangguan aduwumubin Lebih mudah hidup dimasyarakat, di senangi manusia dan bisamemupuk rasa cinta kasih dan rasa peduli antar sesama Terbentukanya ukhuwah Islamiah yang insha Allah penuh berkahdan sama-sama mendapat rahmati Allah WS mengatakan selain menjalin hubungan silaturrahmi jugatermotivasi untuk menjalin Ukhuwah Islamiyah sesama muslim denganmenjalin keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidahHal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah adalah 1 Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai2 Memohon dido’akan bila berpisah3 Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa4 Berjabat tangan bila berjumpa5 Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan6 Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu7 Sering bersilaturahmi mengunjungi saudara8 Memperhatikan saudaranya & membantu itulah persaudaraan sesama Muslim atau ukhuwah yang penuh dengan ketulusan dan seorang subjek MH, mengatakan Dia termotivasi mengikutipengajian dikarenakan memanfaatkan sisa umur yang diberikan oleh Alah dia merasa kematian adalah suatu keniscayaan tidak satu jiwapun mampumenghindarinya. Hidup didunia hanya sesaat dan kehidupan akhirat lebih mulia,lebih utama dan abadi. Dengan kesadaran seperti itu MH memilih ke jalanspiritual dengan salah satunya mengikuti senada yang diungkapkan oleh Komaruddin Hidayat dalam bukuPsikologi Kematian ; “Seseorang yang menjalankan agama sebagai rujukanbahwa keabadian setelah mati pasti ada dan untuk memperoleh kebahagianabadi, seseorang yang religious menjadikan kehidupan akhirat sebagai objek dantarget yang paling tinggi”.24Bukan seperti aliran Hedonisme yang merupakan salah suatu aliran didalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusiaadalah mencari kesenangan hedone yang bersifat duniawi. Hedonisme adalahbahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Menurut22Sunarto, Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi Muslim, Jakarta Setia Kawan, 2002, h. 2123Husni Adham, Bercinta dan bersaudara karena Allah, Jakarta 2011, h. 1324Komarudin Hidayat, Psikologi Kematian, Jakarta PT Mizan Publika, 2009, h. 17 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayapandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yangmementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan menurut Subjek EL, mengikuti pengajian yang dilaksanakanibu-ibu, dapat menenangkan batin dan jiwa sebagai tujuan utamanya, dimerasakan adanya kepuasan hati, ketenteraman hidup, dan ketenangan jiwa,ketika mendengarkan ceramah yang disampai oleh para ustaz dan ustazah. hal-hal yang bisa mendatangkan dan menimbulkan kepuasan hati, ketenteramanhidup dan ketenangan jiwa yang banyak digemari orang saat ini, padakenyataannya tidak mungkin dapat dipisahkan dari praktek ibadah, bahkansangat berkaitan erat dengan masalah aqidah yang letaknya di dalam hati,sedangkan hati merupakan sumber dari kebaikan atau keburukan Zafar Afaq, mengungkapkan “ Para ulama muslim telahmenginterpretasikan hati sebagai cahaya spiritual lembut yang bagaimanapunmempunyai imbangan fungsinya dalam gumpalan daging berbentuk kerucutitulah yang disebut dengan hati”.26Selain motivasi ibu-ibu mengikuti pengajian tentunya tidak akanterlepas dari faktor-faktor yang menyebabkan ibu-ibu antusias tersebut. Untuk membahas faktor-faktor yangmenyebabkan ibu-ibu sangat antusias mengikuti pengajian, tentunya tidakterlepas dari 2 dua factor Intern dan Ekstren. Adapun faktor Intern yangmeliputi penddikan, pekerjaan dan minat seseorang. Pada dasarnya sebahagiansubjek mengikuti pengajian karena atas keinginan sendiri, namun ada jugasebagian subjek ikut pengajian karena ajakan dari orang seseorang cukup berpengaruh terhadap faktor-faktor motivasiseseorang untuk mengikuti pengajian. Dalam hal ini semua subjek yang ditelitimempunyai pendidikan yang cukup bagus, dan bahkan ada yang sampai S2. Jadikesadaran untuk menuntut ilmu agama sangat kuat. Pendidikan merupakan halyang sangat penting untuk manusia karena dapat menciptakan manusia yangberkualitas, berintelektual dan jauh dari yang berpendidikan atau berilmu tentu berbeda dari manusiayang tidak berpendidikan atau tidak berilmu. Kita dapat membedakannya daricara bersikap, bertutur, cara berpikir dan menjaga emosi. Dibawah ini adalahbeberapa manfaat yang didapat dari pendidikan adalah 1 Memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman dan pengalaman adalahuntuk memberikan informasi, meningkatkan ilmu pengetahuan,membantu untuk memahami ilmu pengetahuan yang selaluberkembang, dan memberikan pengalaman untuk bekal dalammenjalani pekerjaan dengan baik .25Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2007, h. 7426Zafar Afaq, Al Qur’an Bicara tentang Jiwa, Bandung Penerbit Arasy, 2003, h. 49 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Raya2 Mengembangkan talenta adalah sarana untuk mencari danmengembangkan Talenta yang sudah Tuhan anugerahkan pada Membentuk dan memperbaiki pola pikir karena Seiring bertambahnyainformasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman tentunya akanberpengaruh dalam peningkatan cara berpikir, kemampuanmenganalisa dan daya imajinasi4 Memberikan taraf kehidupan yang baik dengan mengenyampendidikan maka kemampuan dalam bekerja pun didapat dan dapatterus berkembang hal ini akan memberikan kesempatan kerja danpenghasilan yang baik5 Membangun bangsa karena Individu yang mengenyam pendidikanmendapatkan kepribadian yang terbentuk dengan baik dan ilmupengetahuan yang bertambah, kesempatan kerja dan kesempatanmendapat penghasilan yang baik akan membantu menciptakangenerasi yang faktor pendidikan di atas, faktor pekerjaan juga cukup menentukandalam melaksanakan kegiatan pengajian. Bagi sesorang yang sangat sibukdengan pekerjaannya, akan jarang bisa mengikuti pengajian yang ada di tempattinggalnya, hal ini senada dengan sunjek RH, walaupun dian sudahberpendidikan S2, tapi disibukkan dengan pekerjaan sehari-harinya sebagaitenaga honorer, selain itu waktu dan kesemptan bagi seseorang menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dariAllah guna menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk mendapatkan rezekiyang halalan thayiban termasuk kedalam jihad di jalan Allah yang nilainyasejajar dengan melaksanakan rukun Islam. Dengan demikian bekerja adalahibadah dan menjadi kebutuhan setiap umat manusia. Bekerja yang baik adalahwajib sifatnya dalam hampir semua subjek mempunyai minat sendiri dan jugaatas bantuan orang lain yang akhirnya berminat untuk menuntut ilmupengetahuan pada pengajian materi yang diberikan oleh para dai/daiyah bervariasi, adamasalah Fiqih/Fiqih wanita, Aqidah, Akhlak, Syariah, Pendidikan anak danmasalah Keluarga subjek sangat menyenangi pembelajaran Fiqih wanita, seperti yangdiutarakan oleh subjek SS, subjek HN, apabila penceramahnya perempuan,maka para subjek leluasa untuk bertanya, karena banyak sekali hal-hal yangberhubungan dengan wanita, yang tentunya agak malu/tidak terucapkan kalau ditanyakan dengan penceramah laki-laki, para ibu juga harus memiliki ilmu sepertihalnya kaum Mencerdaskan Anak, Jakarta Inisiasi Pres, 2004, h. 1128Komaruddin Hidayat, Psikologi Ibadah, Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta, 2008, h. 24 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaWanita memiliki andil dan tugas dalam menata dan memperbaikimasyarakat. Tidak ada keraguan lagi, untuk melaksanakan tanggung jawabdalam membina diri sendiri dan masyarakat, mutlak membutuhkan kaum wanita juga harus memiliki ilmu untuk menjalankantanggung-jawab tersebut. Karenanya, ia bertanggung jawab penuh dalampelaksanaan ibadah shalatnya, ibadah puasanya, pembayaran zakatnya, ibadahhajinya, usaha pemurnian aqidahnya, aktifitas amar ma’ruf nahi munkar dansemangat berlomba dalam setiap kebaikan. Ringkasnya, seluruh kandunganrisalah Islam yang termaktub dalam Al-Qur`ân maupun Hadits tentangkewajiban seorang muslim, memiliki makna bahwa wanita juga berkewajibanuntuk mempelajari dan mengajarkannya, baik secara teori maupun dalamamaliah Fiqih wanita, subjek juga sangat berkesan dengan materiPembinaan keluarga sakinah, seperti yang diutarakan oleh subjek MH, diasangat menyenagi dengan materi yang disampaikan oleh ustaz dan ustazah,tentang bagaimana menjadi istri yang baik, bagaimana agar tetap romantis,walaupun sudah puluhan tahun berkeluarga, bagaimana cara berkomunikasiyang baik antara suami dan Khoirudin Bashori dalam buku Psikologi Keluarga Sakinah,menjelaskan, bagaimana agar tetap romantis antara suami dan isteri, yaknisebagai berikut “Pertama diabaikannya kejengkelan-kejengkelan ataukekesalan-kekesalan, Kedua selalu sediakan waktu khuus untuk berdua-duaan,ketiga lakukan kegiatan-kegiatan baru yang menyenagkan”.29Selanjutnya materi yang menjelaskan bagaimana cara suami istriberkomunikasi yang baik, dengan mencoba mengembangkan model komunikasiyang lebih sehat-konstruktif seperti jangan ngeyel dan ngambek, janganmenyalahkan atau menuduh antara suami isteri, belajar mendengarkan untukmemahami, jangan suka mengalihkan topik materi yang diajarkan / yang diberikan ustaz/ustazah sangatdisenangi oleh para subjek, apalagi diselingi dengan metode yangmenyenangkan, seperti dilaksanakannya Tanya jawab atau dialog antara subjekdengan penceramah. Dari sebagian besar subjek menghendaki yangmemberikan materi pengajian di tempat-tempat pengajian adalah para lagi ketika materi HAID, maka sangat cocok ustazah yangmemberikannya karena ada hal-hal yang mungkin bagi penceramah laki-lakiagak kurang enak dalam menyampaikan secara Bashori, Psikologi Keluarga Sakinah, Yogyakarta Penerbit Suara Muhammadiyah,2006, h. 40 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaNamun masih ada subjek yang menginginkan penceramahnya laki-laki,dengan alasan laki-laki lebih berwibawa dan homoris, selain itu dalammemberikan materi lebih lugas dan materi yang disa sampaikan kepada para subjek, menurutnyamemuaskan dan sangat bermanfaat, karena ilmu bertambah lebih mengetahuhukumnya karena disampaikan dalil-dalil naqli oleh para masalah tempat diadakannya pengajian tersebut fleksible saja,bisa di masjid, mushala, dirumah ataupun di aula. Biasanya acara tersebut sesuaidengan kesepakatan ibu-ibu pengajian pada saat acara pengajian. Semua subjekmengatakan bahwa sebagai tanda ikatan kekeluargaan, maka di pengajian diadakan arisan berkisar antara Rp. sampai dengan Rp. dalamseminggu/sesuai kesepakatan. Sedangkan waktu pelaksanaan pengajian menurutsubjek antara siang dan sore Implikasi ibu-ibu setelah mengikuti PengajianPengajian yang dilaksanakan ibu-ibu menempati posisi sentral dalamberjalannya suatu kelompok sosial, karena pengajian merupakan salah satuproses pentransferan sosialisasi nilaiatau norma-norma kelompok terhadapanggota lainnya. Pengajian juga dapat meningkatkan assobiyah solidaritasaggota dengan anggota lainnya, hubungan sesame anggota ibu-ibu sangat akrabatau intim, dan mereka telah mengenal secara baik sesame dalam pengajian Ustaz adalah sebagai pengajar yang memberikanberbagai ilmu ke agamaan baik secara teori maupun langsung dipraktekkan,dengan cara pentransferan mengenai ilmu ke islaman. Dalam prosespentransferan itulah terdapat nilai-nilai yang ditanamkan. Proses penanamannilai-nilai yang dilakukan oleh si ustaz agen sosialisasi dilakukan dalamtausiyah-tausiyah yang diberikan kepada ibu-ibu yang diberikan oleh para ustaz- ustazah bisa memberikankesadaran kepada para anggota pengajian khususnya para ibu-ibu yangtermasuk dalam suatu kelompok pengajian tersebut. Dari pengajian itulah secaratidak langsng membentuk karakter anggotanya. Karakter yang dibentuk melaluilatihan-latihan dan perhatian yang cukup. Proses pembentukan karakterdiawali dari diri sendiri yang ingin berubah, para ibu-ibu dapat mengaplikasikannilai-nilai ke islaman dari ustaz-ustazah baik untuk dirinya sendiri maupununtuk orang tentang sedekah sangat menyentuh subjek EL, karena sedekahmempunyai keajaiban, hal tersebut seperti yang diungkapkan dalam bukuKeajaiban Sedekah yang dikarang oleh Muhammad Muhyidin “Sesungguhnya,pada skala yang normal, ketika kita memberi sesuatu di mana sesuatu itumemang dibutuhkan oleh orang yang membutuhkannya, maka ada dorongan JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayainternal pada orang tersebut untuk membalas budi atas pemberian kita, minimaldia akan mengucapkan terima kasih”.30Apabila seseorang telah menyedekahkan sebahagian hartanya dan sukaberbagi kepada orang lain dengan niat, cara, tujuan dan objek sedekah yangbenar dan keutamaan-keutamaan, keajaiban-keajaiban serta ganjaran yang Allahberikan kepada orang yang bersedekah subjek setelah mengikuti pengajian seperti subjek IH, seringmelaksanakan sholat sunat tahajut dan di iringi dengan sholat dhuha, karnasholat tahajut adalah sholat yang sangat istemewa. Satu-satunya sholat sunahyang perintahnya langsung disebutkan dalam Al Qur’an serta disertai setelah sholat tahajut insyah di kabulkan Allah, terlebih lagidikerjakan di sepertiga malam yag terakhir merupakan waktu yang palingistijabah untuk berdo’a, jadi apapun perrmintaan seseorang, selalu berdo’akepada Allah baik untuk kebutuhan dunia maupun kebutuhan untuk Tahajut memiliki manfaat yang sangat besar jika dikerjakansecara rutin setiap malam. Karena manfaat ini pula, mengapa sehingga sholattahajud sangat dianjurkan bagi umat muslim. Banyak dalil-dalil, baik itu Al-Qur'an maupun hadis yang memberikan penjelasan tentang kandungan manfaatyang dimiliki oleh sholat sepertiga malam ini. Beberapa diantaranya seperti,penghapus dosa, pembuka rejeki, pengabul doa, dan masih banyak semua itu hanya dapat diraih jika kita rajin untuk ini pula yang menjadi sebab, Rasulullah di sepanjang hidupnya tidakpernah meninggalkan sholat sholat tahajut subjek IH juga mengamalkan sholat dhuha, karenamenurut HI sholat Dhuha merupakan salah satu keutamaan atau manfaat sholatsunnah dhuha yaitu dilancarkannya pintu rezeki bagi orang yangmenunaikannya. Shalat dhuha memang hukumnya tidak wajib, namun banyaksekali manfaatnya selain sebagai membuka pintu rezeki, Allah akan menjaminakan mencukupkan kebutuhan/ rezeki hambanya yang tidak bermalas-malasandan senantiasa menjalankan shalat itu, ternyata ada beberapaKeutamaan Sholat Dhuha yang Sangat Luar Biasa, seperti; orang yangmenunaikan sholat dhuha pahalanya menyamai pahala orang haji dan umrahyang sempurna, akan dimudahkan dan dicukupi segala urusannya hingga akhirsiang, dan masih banyak yang di dapat oleh subjek setelah mengikuti pengajian denganmendengar ceramah dari ustaz-ustazah, seperti yang di alami oleh subjek HAtentang kesabaran dalam menghadapi keluarga, tidak dapat dipungkiri alamsebuah rumah tangga sellu dihadapkan dengan berbagai problema, yang30Muhammad Muhyidin, Keajaiban Shodekah, Yogyakarta PT Diva Press, 2007, h. 2531Alice Syahputra, Testemoni Pengamal Sholat Dhuha, Jakarta Semesta Hikmah, 2011, h. 13 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayaberkaitan erat dengan kelemahan/kekurangan dari masing-masing sebagaipasangan. Hal ini merupakan sebagai bagian dari sunnatullah, setiap orangmempunyai kelemahan, di samping juga bahwa setiap orang punyakelebihan/keutamaan/keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. MenurutImam Ghazali mengatakan ; bahwa hidup ini adalah antara sabar dan syukur,iman itu separuhnya adalah syukur, dan separuhnya lagi adalah sabar, makademikian juga dengan kehidupan suami istri dalam padasaat tertentu, seorang suami yang harus bersabar, dengan kelakuan istri yangkurang berkenan di hatinya, dan pada saat itu istri bersyukur karena memilikisuami yang sabar. Di lain kesempatan, giliran istri yang harus bersabar, melihatkekurangan/kelemahan suami, sementara suami perlu bersyukur karena istrinyabisa Al Qur’an surah An Nisa ayat 19, Allah berfirman ……. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamutidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidakmenyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yangbanyak” QS. An-Nisa 19.Allah menjanjikan mengganti pahala yang besar bagi siapa saja darihamba-Nya yang mampu bersabar. Oleh karenanya tidak ada cara lain selain kitaharus terus meningkatkan kualitas diri dan belajar menjadi orang yang mengikuti pengajian dan mendengarkan ceramah dari ustaz-ustazah, perasaan rasa aman, tenang dan tentaram, hal ini seperti subjek teori Maslow, tentang Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman inidiantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dankebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme,penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi,maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki dandimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan olehorang lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akanpemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan32Imam Al Ghazali, Terjemahan Kitab Ihya Ulumuddin Jilid 2, Jakarta Penerbit Asy Syifa,1990, h. 11533Feist, Jess; Gregory , Teori Kepribadian, Jakarta Salimba Humika, 2010, h. 331 JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka Rayaketurunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadiseperti kebutuhan untuk memberi dan menerima yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinanbesar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagidirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancurBagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesraantara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusakjika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputicinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harusmampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak, duniaakan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan implikasi yang di dapat oleh para ibu-ibu setelah mengikutipengajian yang diajarkan oleh para ustaz –ustazah dalam memberikan berbagaimacam materi pembelajaran agama yang disampaikan dengan tidak melupakantata cara metode pembelajaran agar mudah diterima oleh para PENUTUPa. KesimpulanDari uraian dan gambaran yang penulis paparkan dapatlah ditarikkesimpulan sebagai berikut 1. Motivasi ibu-ibu mengikuti Pengajian di BKMT Kota Palangka Raya sangatantusias, hal itu bisa dilihat dari banyaknya pengajian yang diikuti ibu-ibu baikpengajian rutin dalam seminggu atau pengajian yang dilaksanakan dalamsebulan. Ibu-ibu termotivasi mengikuti pengajian di karenakan ;a. Menuntut ilmu agama dan memperdalam ilmu agamab. Menganggap ikut pengajian adalah merupakan ibadahc. Membuat batin atau jiwa menjadi tenangd. Menjalin silaturrahmi di antara sesama anggota pengajiane. Adanya uang arisan sebagai pengikat anggotaAdapun faktor-faktor yang memotivasi ibu-ibu ikut pengajian terbagi 2 duamacam, yakni a. Intern yang terdiri dari minat atau keinginan sendiri, latar belakangpendidikan subjek yang cukup baik, dan juga pekerjaan dari subjek, yangdapat memotivasi ibu-ibu dalam mengikutin pengajian di BKMT Kotapalangka Rayab. Ekstren yang terdiri dari ajakan dari orang lain atau teman sejawat, materiyang disampaikan oleh penceramah seperti fiqih/fiqih wanita, aqidah,akhlak, pendidikan anak, keutamaan sholawat, dan keluarga metode yang digunakan oleh para penceramah dengan metode yangbervariasi metode ceramah, tanyajawab dan demonstrasi, misalnyadigunakannya metode demontrasi saat menjelaskan tentang thaharah JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaWudhu, Tayamum, materi sholat sholat jama’ dan sholat sunat.Sedangkan untuk membeikan ceramah/penceramah sebagian besar subjekmenghendaki yang perempuan/ustazah, dengan alasan supaya leluasa,apalagi dengan masalah masalah tempat, sebagian subjek menghendaki di masjid dan adajuga yang menghendaki di rumah atau sesuai dengan mengenai waktu yang tepat untuk dilaksakannya penyajian rata-rata subjek menghendaki di siang hari dan di sore Impikasi yang di dapat oleh para ibu-ibu setelah mengikuti pengajian cukupbanyak, diantaranya a. Rajin bersilaturrahimb. Suka Bersedekahc. Lebih Sabar menghadapi persoalan dalam keluargad. Mengamalkan sholat Tahajut dan sholat Dhuhae. Rajin membaca Al Qur’anf. Rajin mengamalkan zikir-zikirg. Pemaaf kepada teman-teman dan keluargah. Memiliki perasaan tenang dan tentramA. Saran-saran1. Bagi peneliti lainnya, agar dapat mengupas lebih tajam, mendalam dan lebihspesifik lagi berkaitan dengan motivasi2. Bagi para ibu-ibu, agar bisa membagi waktu antara kegiatan pengajian dengankewajiban di rumah tangga3. Bagi ibu-ibu yang ikut pengajian, aga dapat mengimplikasikan segala ilmuyang di dapat, baik untuk diri sendiri, maupun berdampak juga dengan oranglain4. Bagi para ustaz/ustazah agar memberikan materi mengenai, tentang kehidupansehari-hari yang dilakukan oleh seseorang, dan juga menggunakan metodeyang menarik, supaya tidak membosankan. JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaDAFTAR PUSTAKAAbdul Halim Mahmud, Ali. 2000. Pendidikan Ruhani, Terjm. Abdul Hayyie al –Kattani , Jakarta Gema Insani Abd. Rachman, 1999., Psikologi Pendidikan. Yogyakarta Tiara WacanaAl Ghazali, Imam, 1990, Terjemahan Kitab Ihya Ulumuddin Jilid 2, Jakarta PenerbitAsy SyifaBarsihannor, Belajar dari Luqman al-Hakim , Kota KembangDaryanto, 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya Agama, 2002. Al Qur’an dan Terjemahnya . Jakarta,Desmita, 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung PT 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta PT Asdi 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta ; Balai 2004. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Jess; Gregory , 2010. Teori Kepribadian, Jakarta Salimba HumikaH. M. Hafi Anshori, 1999. Pengantar Ilmu Pendidiakan, Surabaya Usaha Arifin, 1997. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohani Manusia .Yogyakarta, Bulan Quraish Shihab, 1992. Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu dalamKehidupan Masyarakat Bandung MizanMargaret E. Bell-Gredler, 1994. Learning and Instuction Belajar dan Pembelajaran,Terj. Munandir, Jakarta PT RajaGrafindo MK, 2009. Manajemen Majelis Taklim Petunjuk Praktis Pengelolaan DanPembentukannya, Jakarta Inter Massa. Cet. Ke 1Muhyidin, Muhammad, 2007, Keajaiban Shodekah, Yogyakarta PT Diva Press JURNAL TRANSFORMATIF Islamic StudiesVolume 1, Nomor 2, Oktober2017E-ISSN 2580-7056, ISSN 2580-7064Pascasarjana IAIN Palangka RayaNgalim Purwanto, 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung PT Remaja Syukur Dister, 1994. Pengalaman dan Motivasi Beragama . Yogyakarta Muhadjir, 2010. Metodologi Kualitatif, Yogyakarta, Pustaka PelajarOemar Hamalik, 2006. Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta PT Bumi AksaraP. Siagian, Sondang, 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta PT Rineka 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung PT Remaja Slamet, 2006. Dinamika Kelompok , Jakarta Bumi AksaraSyahputra, Alice, 2011, Testemoni Pengamal Sholat Dhuha, Jakarta Semesta Hikmah,Sardiman, 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta PT RajaGrafindoPersada Sabri, 1998. Psikologi Umum, Jakarta ; Pedoman IlmuJayaShaleh, Abdul Rahman, 2008. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,Jakarta Evelin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor Ghalia IndonesiaSlameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta Herry, 2007. The XO Way, Jakarta PT GrasindoUU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab IV pasal 27 ayat 1 . Bandung Citra Martinis, 2007. Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta GaungPersada Press Jakarta. ... Selain itu, rata-rata perempuan yang bekerja di sektor pertanian termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah dengan tingkat pendidikan dan keahlian formal yang rendah, termasuk pengetahuan ilmu agama. [4]. ...Wirid merupakan salah satu ritual keagamaan dalam Islam yang menginternalisasikan nilai-nilai Islam dan budaya lokal. Nama wirid sendiri biasanya dimaknai berbeda diberbagai tempat namun esensinya tetap sama yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yakni untuk meningkatkan literasi beragama kaum ibu Majelis Taklim Masjid Takwa Jorong Guguak Nagari Pariangan, Tanah Datar melalui wirid. Penulis melakukan pengabdian melalui penjelasan agama tentang apa yang menjadi permasalahan di nagari tersebut. Berawal dari observasi awal kemudian menggunakan metode PAR Participatory Action Research, peneliti menemukan permasalahan utama ada pada keunikan nagari ini yaitu dari segi ritme kerja masyarakat khususnya kaum ibu. Kaum perempuan di daerah tersebut merupakan penopang keluarga dalam hal kesejahteraan ekonomi dan spiritual. Kaum ibu di daerah tersebut sudah terbiasa dengan wirid sebagai upaya mencari kepuasan spiritual, namun materi wirid yang selama ini mereka dapatkan hanya membahas hal-hal yang sifatnya umum. Kesibukan yang dijalani kaum ibu dan rendahnya tingkat pendidikan yang dienyam, membuat mereka miskin terhadap ilmu agama terutama literasi-literasi keagamaan. Hal inilah yang ditangkap oleh penulis untuk melakukan upaya peningkatan literasi keagamaan kepada kaum ibu. Dengan metode PAR diperoleh pendekatan emosional sebagai sesama wanita bahwa untuk mencapai tingkat kebahagiaan dalam keluarga adalah dengan menyelesaikan masalah individu melalui wirid khusus wanita yang bertema khusus menyentuh masalah isu wanita. Melalui peningkatan literasi beragama, kaum ibu yang mengikuti wirid mendapatkan literasi-literasi agama yang khusus mengangkat isu wanita secara lebih jelas dan detail. Selain itu, penyaji dari wirid itu sendiri adalah seorang wanita yang menguasai kasus-kasus kaum wanita. Kata Kunci Ibu, Literasi Beragama, Wirid... The process of objects reproduction in society is seen to have produced artificial realities Baudrillard, 1976;Baudrillard, 1983;Akhavan et al., 2018;Astuti, 2015;Rachmawati, 2015 Various similar researches have been conducted on Majelis Taklim by Rofhani, 2017 ;Winn, 2012 ;Abaza, 2014 ;Sophia, 2014;Astuti, 2015; Rachmawati, 2015. Meanwhile, Rofhani, 2017;Hamdanah, 2018; Fajriani and Sugandi, 2019, have conducted researches on simulacra-simulations. However, there has been no Indonesian research on Simulacra at the Majelis Taklim from Jean Baudrillard perspectives. ...Dwi Retnani SrinarwatiPinky Saptandari Endang Pratiwi Diah Ariani ArimbiThis research aimed to discover the meaning of the Majelis Taklim for upper-middle-class worshipers and how simulacra-simulation and hyperreality processes occur in the Salafi Majelis Taklim. This research was a qualitative descriptive study which explored data through participatory observation, in-depth interviews, and documentation. The data was analysed by Miles and Huberman’s analysis through three related sub-processes, namely data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. Jean Baudrillard’s simulation-simulacra theory was used as the primary research framework. The results of data analysis revealed that 1 Majelis Taklim became a mean of hijrah for the members. The hijrah referred here is the conversion from non-Salafi to a Salafi movement. It is an ideology that Muslims must return to the Qur'an and the Sunnah of the Apostles to become more religious, increase social piety, and stay away from restrictions usury, photos, polytheistic acts, etc.. 2 With media’s support, Majelis Taklim became a simulacrum for the simulation process, which ultimately led to hyperreality, especially signs consumption practices fashion, worship groups. 3 Hyperreality occurred in religious Rahma AyudiaReva SastrianaFahmi AmrullahSupala SupalaThe target of this community service is the Pasir Salam area located in Ancol Village, Regol Subdistrict, Bandung City. When the Covid-19 pandemic hit the world, it greatly impacted the elderly people who were poorly met with basic needs and also their health. In addition, the low motivation to memorize the Qur’an among santri to accommodate the need for religious support. This community service aims to help elderly people who are less fulfilled basic needs and health. Then re-cultivate the motivation of learning in memorizing the Qur’an among santri to accommodate the needs of religious support in the Pasir Salam area. Methods used through the process of observation, interview, and practice directly from the results of the implementation of several main programs and support programs. The results of the main program activities and supporting programs show the success rate with the action of caring for the elderly through donations from the local community to help the basic needs and health of the RW 09 Elderly Pasir Salam, the implementation of fun learning methods that are in harmony with the conditions of the santri in pasir salam area, and the existence of other activities that trigger community sensitivity to social and religious activities in Pasir Salam. It is determined to have gone well, although some of them have been constrained, but can still be implemented. Therefore, in order to maintain the continuity of the entire program after devotion required the participation of all Motivation, Memorizing al-Qur’an, Elderly CareAbdul AzizIswantirThis paper examines the contribution of the activities and activities of the Taklim Assembly Contact Agency BKMT in developing practice muamalah and the religious social life of the people of West Sumatra. As for what makes this research interesting, it is caused by changes in social interaction and changes in culture or community culture, including the people of West Sumatra. West Sumatra with its monumental philosophy says that the society it aspires to is a civilized society and upholds the guidelines of syarak Islam. It is in this context that the contribution of the BKMT in west Sumatra becomes the object of research in this paper. This includes what factors are targeted and become the concentration of BKMT in west Sumatra’s activities. The research process is carried out in a simple way, then it will be revealed using quantitative methods, where the data and sources are obtained through questionnaires which are then processed systematically to obtain empirical reality content. In this study, it can be concluded that the contribution BKMT is to prioritize learning activities that are eternal forever, this is evidenced by the target of congregations and da'wah participants in every religious activity of the BKMT which has succeeded in reaching all levels of society. Then by rotating safari its da'wah activities in various remote areas which are also supported by local stakeholders, the contribution of the West Sumatra BKMT has a good value, even relatively being one of the elements of developing non-formal educationPsikologi Pendidikan. Yogyakarta Tiara WacanaAbd AbrorRachmanAbror, Abd. Rachman, 1999., Psikologi Pendidikan. Yogyakarta Tiara WacanaAl GhazaliImamAl Ghazali, Imam, 1990, Terjemahan Kitab Ihya Ulumuddin Jilid 2, Jakarta Penerbit Asy SyifaYogyakarta Kota Kembang DaryantoBelajar BarsihannorDari Luqman Al-HakimBarsihannor, Belajar dari Luqman al-Hakim, Kota Kembang Daryanto, 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya Qur'an dan Terjemahnya . Jakarta, DesmitaDepartemen AgamaDepartemen Agama, 2002. Al Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta, Desmita, 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung PT Remaja 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta PT Asdi Besar Bahasa Indonesia . JakartaDipdikbudDipdikbud, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta ; Balai dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohani ManusiaHmArifinHM. Arifin, 1997. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohani Manusia. Yogyakarta, Bulan and Instuction Belajar dan PembelajaranMargaret E Bell-GredlerMargaret E. Bell-Gredler, 1994. Learning and Instuction Belajar dan Pembelajaran, Terj. Munandir, Jakarta PT RajaGrafindo Majelis Taklim Petunjuk Praktis Pengelolaan Dan PembentukannyaM K MuhsinMuhsin, MK, 2009. Manajemen Majelis Taklim Petunjuk Praktis Pengelolaan Dan Pembentukannya, Jakarta Inter Massa. Cet. Ke 1Ngalim PurwantoNgalim Purwanto, 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung PT Remaja Rosdakarya. Majelis taklim ibu-ibu adalah sebuah wadah untuk para ibu-ibu muslimah dalam mengembangkan pengetahuan agama dan mempererat tali silaturahmi. Program kerja majelis taklim ibu-ibu terdiri dari berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membangun kebersamaan dan spiritualitas di antara para anggotanya. Berikut ini adalah beberapa program kerja majelis taklim ibu-ibu yang biasanya dilaksanakan. 1. Kajian Rutin Salah satu program kerja majelis taklim ibu-ibu yang paling utama adalah kajian rutin. Kajian rutin dilaksanakan setiap minggu atau setiap bulan dengan mengundang ustadz atau dai yang kompeten dalam bidang agama. Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota majelis taklim terhadap ajaran agama, sehingga mereka dapat menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 2. Santunan Anak Yatim Program kerja majelis taklim ibu-ibu yang lain adalah santunan anak yatim. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan dana dari para anggota majelis taklim, kemudian dana tersebut disalurkan untuk memberikan santunan kepada anak yatim di lingkungan sekitar. Selain membantu mereka yang membutuhkan, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial anggota majelis taklim. 3. Tausiyah Keliling Program kerja majelis taklim ibu-ibu selanjutnya adalah tausiyah keliling. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi beberapa anggota majelis taklim yang terletak di wilayah yang berbeda-beda. Dalam kegiatan ini, para anggota majelis taklim dapat saling bertukar pengalaman dan meningkatkan kebersamaan. 4. Bakti Sosial Bakti sosial adalah program kerja majelis taklim ibu-ibu yang bertujuan untuk membantu masyarakat sekitar. Kegiatan ini dapat berupa memberikan bantuan sembako bagi masyarakat yang membutuhkan, membersihkan lingkungan sekitar, atau melakukan kegiatan sosial lainnya. Dalam kegiatan ini, para anggota majelis taklim dapat menunjukkan kepedulian dan rasa empati terhadap sesama. 5. Peringatan Hari Besar Islam Majelis taklim ibu-ibu juga sering mengadakan kegiatan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Kegiatan ini dapat berupa tabligh akbar, pengajian khusus, atau kegiatan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan para anggota majelis taklim. 6. Olahraga Bersama Program kerja majelis taklim ibu-ibu yang terakhir adalah olahraga bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan anggota majelis taklim dan meningkatkan kebersamaan di antara mereka. Kegiatan olahraga yang biasa dilakukan antara lain senam, jalan santai, atau bermain voli. Itulah beberapa program kerja majelis taklim ibu-ibu yang biasanya dilaksanakan. Dengan mengikuti program-program tersebut, para anggota majelis taklim dapat memperoleh manfaat yang besar, baik dari segi pengetahuan agama maupun dari segi sosial dan kesehatan. Blog Jakarta - Sukarelawan Santri Dukung Ganjar SDG kembali menggelar pelatihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik bersama ibu-ibu Majelis Taklim Pucang di Desa Srebegan, Jawa Tengah, Senin 5/6. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengasah keterampilan para ibu-ibu bertani. VIDEO Ganjar Pranowo Unggah Momen Makan Malam Bersama Presiden Jokowi di Media Sosial Satu-satunya di Indonesia, Sekolah Virtual Gratis ala Ganjar untuk Pemerataan Pendidikan Hattrick Penghargaan Bappenas, Ganjar Dinobatkan Jadi Mentor Pembangunan Daerah Sehingga mereka bisa meningkatkan jiwa usaha melalui penerapan metode hidroponik. Kordinator Wilayah SDG Jateng, Gus Mukti Abdul Jabir mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih para ibu-ibu agar bisa membantu perekonomian dengan melakukan wirausaha berbasis pertanian. "Pelatihan ini agar para ibu-ibu di desa ini bisa membantu perekonomian keluarga sekaligus bisa berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya dengan memaksimalkan lahan untuk menanam sayur-sayuran," ungkap Gus Mukti dalam siaran persnya. Dia menambahkan dalam pelatihan tersebut, loyalis Ganjar Pranowo itu juga menyampaikan pengenalan media tanam, penyakit tanaman hidroponik hingga ke pemasaran produk hasil budi daya tanam hidroponik. Dia juga mengajarkan cara membuat nutrisi siap pakai untuk tanaman, kemudian dilakukan pindah tanam bibit ke instalasi hidroponik. "Tentunya awal dasar hidroponik adalah pembenihan dan pembibitan, cara budi daya yang baik dan benar, kemudian diakhiri dengan panen," tuturnya. [PERIODE APRIL – DESEMBER 2010] APRIL 2010 Tanggal 18 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat Perdana Ibu-Ibu warga cluster Semeru untuk merumuskan berbagai kegiatan cluster yang dipimpin oleh Ibu Siti Sa’adah Ibu RT. Dari rapat tersebut dihasilkan beberapa kegiatan dan penanggungjawabnya. PROGRAM KEGIATAN IBU-IBU WARGA CLUSTER SEMERU DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN Program PKK dan Posyandu PJ, Ibu Ai Mama Ais dan Ibu Dewi Mama Reno Program Olah Raga PJ, Ibu Eka Mama Airin Program Majelis Ta’lim PJ, Ibu Ika Humas PJ, Ibu Siti Ibu RT dibantu dasawisma Arisan dan Kas RT PJ, Ibu Budi Tanggal 25 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 didakan rapat lanjutan dalam menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan, struktur tambahan, dan saran fokus awal materi hanya Pembahasan Majelis Ta’lim. JADWAL MAJELIS TA’LIM Semula Setiap Ahad sore dirubah menjadi Sabtu Sore Ba’da Ashar STRUKTUR TAMBAHAN MAJELIS TA’LIM Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Ningsih Sekretaris Ibu Lina Bendahara Ibu Budi USULAN MATERI Untuk awalan Ibu-ibu meminta membahas memperbaiki bacaan Al-Qur’an dan Ibadah, Pemateri menggunakan sumber daya yang ada, dan bila dana memungkinkan mengundang Ustadzah 1 bulan sekali. MEI 2010 Tanggal 1 Mei 2010, Pengajian perdana Majelis Ta’lim Semeru dirumah Ibu Ika – HH15 dengan kegiatan Ta’aruf/Perkenalan Warga Baru dengan Kajian “KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN” diisi oleh Bu Ika Tanggal 8 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Martuti – HD06 diisi oleh Ibu Ika dengan Kajian “TADARRUS AL’QUR’AN “ Tanggal 15 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Yanti – HC 27 diisi oleh Ibu Ika dengan kajian “FADHILAH DO’A DAN ADAB BERDO’A” Tanggal 22 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Eka/Mama Airin – HI14 diisi oleh Ibu Lina dengan kajian “ADAB ANAK TERHADAP ORANGTUA” Tanggal 29 Mei 2010, Pengajian rutin diganti Tasyakuran dirumah Ibu Nur – HE06 dan disampaikan jadwal pengajian pekanan. PROGRAM KERJA Minggu ke 1 Kajian Tahsin – Tilawah, oleh Bu Lina Minggu ke 2 Kajian Al Qur’an dan Hadits, oleh Bu Ika Minggu ke 3 Kajian Fiqh dan syari’ah, oleh Bu Lina Minggu ke 4 Kajian Aqidah, oleh Bu Ika Notes Ustadz/Ustadzah direncanakan tiap 3 bulan, yaitu Juli, September, dan Desember……. JUNI 2010 Tanggal 5 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Ani/Mama Ikhsan – HH11 dengan kajian “MUQODDIMAH ILMU TAJWID” diisi oleh Bu Ika. Tanggal 12 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Budi –HC28 dengan kajian “DOA SEPUTAR IBADAH” diisi oleh Ibu Ika 10. Tanggal 19 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Neni/Mama Riska-HH05 dengan kajian “FIQH THOHAROH” diisi oleh Ibu Lina. 11. Tanggal 26 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Wiwin – HK11 dengan kajian “IMAN KEPADA MALAIKAT” diisi oleh Ibu Ika JULI 2010 12. Tanggal 03 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Latifah/Mama Rafi – HJ22 dengan kajian “MAKHORIJUL HURUF” diisi oleh Ibu Lina 13. Tanggal 10 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Ningsih – HK16 dengan kajian “DOA-DOA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI” diisi oleh Ibu Ika, dan diumumkan program tambahan berupa Kajian AL QUR’AN bagi warga yang berminat menghafal Juz amma dan kajian tafsir singkat surat-surat dalam juz’amma. Program Kajian tambahan ini dilaksanakan setiap hari Jum’at jam – WIB. 14. Tanggal 17 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Amah – HI16 diisi oleh Ibu Lina 15. Tanggal 24 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Eva/Mama Raka-HC29 dengan kajian “IMAN KEPADA RASUL” diisi oleh Ibu Ika 16. Tanggal 25 Juli 2010, Undangan dari Majelis Taklim Grand Kahuripan diMushola Papandayan untuk membentuk kepengurusan majelis taklim se grand kahuripan. 17. Tanggal 31 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Atih – HO02 dengan kajian “FIQH THOHAROH/WUDHU” diisi oleh Ibu Lina AGUSTUS 2010 18. Tanggal 7 Agustus 2010, Pengajian rutin diganti tasyakuran dirumah Mama Risma – HJ20 19. Tanggal 8 Agustus 2010, diadakan TARHIB RAMADHAN 1431 H bersama dengan Bapak-bapak di Mushola sementara semeru / Lapangan HC dengan menghadirkan pembicara Ustadz Nanang, Spd. 20. Selama bulan Ramadhan Pengajian rutin setiap sabtu LIBUR, sebagai gantinya diselenggarakan “TADARUS QUR’AN“ setiap hari waktu sempat berubah-ubah, akhirnya tetap jam pagi bertempat di Musholla Sementara. Dan Taddarus ditutup dengan melakukan khataman Qur’an. SEPTEMBER 2010 21. Tanggal 25 September 2010, dirumah Mama Riska-HH05 Pengajian di buka kembali setelah libur Idul Fitri dengan menggelar acara “HALAL BI HALAL DAN SILATURRAHMI IBU-IBU SEMERU”. Sehubungan dengan bertambahnya warga dan niat memperbaiki kinerja Majelis Ta’lim maka di forum tersebut dibuka “REKRUTMEN TERBUKA PENGURUS MAJELIS TA’LIM SEMERU” dan dihasilkan 10 orang bersedia dengan kerelaan tanpa paksaan untuk menjadi pengurus. IBU-IBU YANG BERSEDIA MENJADI PENGURUS Ibu Budi, 2. Ibu Ika, 3. Ibu Rubby, 4. Ibu Nur, 5. Ibu Zulia Mama Firly, 6. Ibu Dwi Mama Kinan, 7. Ibu Neni Mama Riska, 8. Ibu Heny Mama Najla, 9. Ibu Esti Mama Irma, 10. Ibu Ai Mama AisPengurus Majelis Taklim lama Ibu Ningsih dan Ibu Lina tidak bersedia lagi menjadi pengurus. Notes jumlah yang hadir 26 orang, semua yg hadir ditanya satu persatu tentang kesediaannya 22. Tanggal 29 September 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat pengurus untuk merevisi program kerja Majelis Ta’lim yang dihadiri oleh 8 dari 10 orang pengurus, dan dihasilkan struktur kepengurusan Majelis Ta’lim dan program kerja yang baru STRUKTUR PENGURUS MAJELIS TA’LIM REVISI Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Neni Mama Riska Sekretaris I/II Ibu Dwi Mama Kinan dan Ibu Zulia Mama Firly Bendahara I/II Ibu Heny Mama Najla dan Ibu Esti Mama Irma Humas Ibu Rubby dan Ibu Ai Mama Ais PROGRAM KERJA REVISI 1 TA’LIM TAMBAHAN setiap Jum’at Pagi Halaqoh Qur’an, khusus bagi peserta yang ingin memperbaiki bacaan Qur’an, hafalan dan tafsir juz amma TAKLIM RUTIN setiap Sabtu Sore Mg. ke 1 Pembacaan Yasin dan materi dari Ibu Lina Mg. ke 2 Al Ma’tsurot dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 3 Tadarus Al Qur’an dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 4 Mendatangkan Ustadzah/ pembicara tamu OKTOBER 2010 23. Tanggal 02 Oktober 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Zulia/Mama Firli – HA16 dengan tema Kajian Tahsin – Tilawah diisi oleh Bu Lina. 24. Tanggal 09 Oktober 2010 Pengajian rutin dirumah Ibu Esthi – HJ32 dengan kajian “DOA PARA NABI DAN RASUL / ALMATSURAT” diisi oleh Ibu Ika 25. Tanggal 16 Oktober 2010 Pengajian Rutin diganti tasyakuran dirumah Ibu Heni/Mama Najla-HN04. 26. Tanggal 23 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Mia/Mama Diandra-HN03 diisi oleh Bu Ika dengan kajian “IMAN KEPADA KITAB ALLOH” 27. Tanggal 30 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Irma/Mama Salwa – HL07 dengan menghadirkan pembicara dari luar yaitu Ibu Lia Apriani Ketua Majelis Ta’lim Rinjani, dengan tema kajian “MENELADANI AKHLAQ RASUL AMANAH” NOVEMBER 2010 28. Tanggal 06 November 2010, Pengajian di rumah Ibu Wulan/Mama Nabil – HK 12B dimana pemateri Ibu Lina tidak bisa hadir dan ada masukan dari beberapa warga yang menginginkan Pengajian setiap hari sabtu diubah menjadi 2 minggu sekali. 29. Tanggal 09 November 2010, Bu RT mengadakan rapat bersama pengurus dirumah Ibu Neni – HH05 untuk membahas usulan warga, dan dihasilkan beberapa keputusan PROGRAM KERJA REVISI 2 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Kocokan tempat ditiadakan karena dipandang memberatkan Konsumsi ditiadakan dan infaq untuk konsumsi ditiadakan seadanya saja tidak perlu dipaksakan Frekuensi pengajian menjadi 2minggu sekali dan mendatangkan pembicara dari luar sempat ada diskusi panjang tentang ini 30. Tanggal 13 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Heni/Mama Najla – HN04 diisi oleh Ibu Lina, dan disampaikannya hasil revisi 2 dan usulan MT Rinjani kepada ibu-ibu peserta pengajian tentang program pengajian bergilir dicluster semeru, rinjani dan merapi dan para ibu-ibu tidak menyetujui pengajian menjadi dua minggu sekali dan mengusulkan beberapa hal. PROGRAM KERJA REVISI 3 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Menyetujui point 1 dan 2 dari program kerja revisi 2 MT tetap diadakan seminggu sekali, tetapi setiap 2 minggu diadakan acara selingan Tata cara dan materi diserahkan kepada pemateri masing-masing. Maka jadwal menjadi sbb Sabtu Mg Ke 1 Yasinan dan Materi dari Ibu Lina Sabtu Mg Ke 2 Ta’lim gabungan Semeru, Rinjani, dan Merapi tempat bergilir Sabtu Mg Ke 3 Tadarus Qur’an dan Materi dari Ibu Ika Sabtu Mg Ke 4 Pembicara/Ustadzah tamu 31. Tanggal 20 November 2010, Pengajian dirumah Bu Ika-HH15 dengan kajian AlQur’an diisi oleh Bu Ika dan dilanjutkan dengan rapat panitia pengajian se-grand kahuripan. 32. Tanggal 27 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Eki-HC26 dengan menghadirkan Pembicara tamu dari Ketua Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan “Ibu Anik” dari Papandayan dengan tema “AKHLAQ MENJAGA LISAN” 33. Tanggal 28 November 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi “Tuan Rumah acara Silaturahim Majelis Ta’lim se-Grand Kahuripan yang dihadiri oleh Pengurus Majelis Taklim dari Cluster Papandayan, Pangrango, Patuha, Arjuna, Bromo, Rinjani, Merapi. DESEMBER 2010 34. Tanggal 4 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Lina – HA21 diisi oleh Ustadz Dedy dan Ibu Lina. 35. Tanggal 5 Desember 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi panitia Pengajian Bulanan Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan yang dihadiri oleh ± 130 jama’ah pengajian dari seluruh cluster bertempat di Masjid Al Ihsan – Papandayan, dengan tema “INDAHNYA KEBERSAMAAN” dan menghadirkan pembicara Ustzh. Iin Suprihatin 36. Tanggal 11 Desember 2010, Pengajian gabungan dengan Rinjani berjalan untuk pertama kalinya bertempat di Mushola Rinjani dengan pembicara Ibu Lia dan tema “KIAT WANITA MUSLIMAH” 37. Tanggal 18 Desember 2010, Pengajian rutin hari sabtu diganti Tasyakuran dirumah bu Ningsih 38. Tanggal 19 Desember 2010, Diadakan pertemuan Silaturahmi di rumah Ibu RT dimana ada usulan untuk diadakan Pengajian tambahan, pada setiap hari Ahad pagi jam 8 dengan tema “BELAJAR RATIB DAN MAULID”. 39. Tanggal 26 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Yudi – HF10 menghadirkan pembicara dari luar Ibu Tukirah Terapist Kesehatan Wanita dengan kajian “KESEHATAN, KECANTIKAN DAN WANITA” USULAN PROGRAM KERJA REVISI 4 MAJELIS TA’LIM SEMERU MEMILIKI 3 PROGRAM KERJA 1. TA’LIM RUTIN setiap hari “SABTU jam untuk Mg ke-1 Sampai Mg ke-3” dan “AHAD jam untuk Mg ke-4” UMUM bagi seluruh Muslimah warga Semeru 2. TA’LIM TAMBAHAN a. BELAJAR AL-QUR’AN Setiap hari “JUM’AT jam KHUSUS bagi yang mau belajar Tahsin- Tilawah, Hafalan, dan Tafsir singkat Al-Qur’an b. BELAJAR RATIB DAN MAULID setiap hari “AHAD jam KHUSUS bagi yang mau belajar Ratib dan Maulid NOTES Majelis Ta’lim Semeru bersifat “BEBAS, TERBUKA, dan TANPA PAKSAAN” Majelis Ta’lim Semeru adalah forum Silaturrahim Ibu-Ibu MUSLIM warga Cluster Semeru sebagai sarana untuk berUKHUWWAH ISLAMIYAH dan THOLABUL ILMI. Kepengurusan Majelis bersifat terbuka, Jika ada Warga yang berminat menjadi pengurus dengan SENANG HATI kami menerimanya dan jika ada ide, kritik ataupun saran silahkan sampaikan kepada pengurus dan dapat menghadiri RAPAT RUTIN PENGURUS MAJELIS TA’LIM yang diselenggarakan setiap JUM’AT MINGGU KE-1 JAM Klapanunggal 26 Desember 2010 Ketua Majelis Ta’lim Sekretaris Ika Patmawati Dwi Lestari Tiba waktu akhir pekan, pemandangan itu jamak di kampung-kampung di Indonesia. Para perempuan, tak sedikit yang sudah berumah tangga keluar rumah dengan baju-baju Muslimah terbaik mereka, aneka warna. Diselingi shalawat yang menguar dari pengeras suara, mereka menuju lokasi-lokasi pengajian yang lebih dikenal dengan nama majelis taklim. Kegiatan agama tersebut adalah satu hal yang khas Indonesia. Muslimah yang berkumpul di majelis ilmu secara terbuka sedianya bukan hal yang begitu jamak di "Dunia Islam". Sejak lama, ia sudah jadi salah satu nafas dakwah Islam di Indonesia. Tak heran, saat Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Megawati Soekarnoputri, mengkritik kegiatan tersebut pada Sabtu 18/2, netizen angkat suara. Terlebih, Megawati mengaitkan kegiatan pengajian itu dengan kelalaian para ibu mengurus anak-anak mereka. "Maaf ya, sekarang kan budayanya, maaf beribu maaf. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian. Iya loh, maaf beribu maaf. Iki pengajian sampai kapan to, yo? Anake arep dikapakke anaknya mau dikemanakan," ujar dia. Bagaimana sedianya sejarah pengajian ibu-ibu alias majelis taklim itu? Majelis taklim adalah salah satu fondasi dakwah Islam sejak mula sekali. Penulis buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi dan Kepala Lembaga Peradaban Luhur, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki, mengatakan, majelis taklim hadir sejak Rasulullah mulai mendakwahkan Islam di Kota Makkah secara sembunyi-sembunyi. Lokasinya di rumah seorang sahabat bernama Arqam bin Abil al-Arqam al-Mahzumi. Karena itu, majelis taklim Rasulullah tersebut dikenal dalam sejarah Islam dengan nama Darul Arqam, artinya rumahnya Arqam. Majelis taklim kemudian diadakan di Kota Madinah sejak Rasulullah hijrah ke Madinah yang bertempat di Masjid Nabawi. Ini kemudian diteruskan oleh para sahabat, tabiin, tabiit-tabiin, dan generasi sesudahnya sampai dakwah Islam masuk ke Nusantara. Ustaz Rakhmad menjelaskan, di Batavia muncul majelis taklim yang didirikan oleh seorang habib terkenal, yaitu Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Habib Ali Kwitang, yang majelis taklimnya terkenal dengan nama Majelis Taklim Kwitang. Dari hasil penelitian sejarawan Ridwan Saidi dan Alwi Shahab, majelis taklim yang pertama kali beraktivitas pada 20 April 1870 itu merupakan yang tertua di Betawi. Setelah Habib Ali Kwitang wafat, majelisnya diteruskan oleh anaknya, Habib Muhammad al-Habsyi, dan kemudian dilanjutkan oleh cucunya, Habib Abdurrahman al-Habsyi. Dari Majelis Taklim Habib Ali Kwitang inilah muncul ulama-ulama besar Betawi, seperti KH Abdullah Syafi’ie pendiri Perguruan Islam Asy-Syafi'iyyah dan KH Tohir Rohili pendiri Perguruan Islam Ath-Thahiriyah. Keduanya kemudian juga mendirikan majelis taklim, yaitu Majelis Taklim Asy-Syafi'iyah, di Bali Matraman, Jakarta Selatan, dan Majelis Taklim Thahiriyah di Jalan Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan. Kedua majelis taklim ini kemudian berkembang pesat sehingga memiliki perguruan Islam, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, kedua majelis taklim tersebut lebih menonjol kepesertaannya dari kalangan ibu-ibu atau perempuan dan dipimpin oleh anak-anak perempuan mereka. Umat Islam di DKI Jakarta, terutama kalangan Muslimat, tidak asing dengan nama Dr Hj Tutty Alawiyah AS penerus Majelis Taklim Asy-Syafi'iyah dan Dr Hj Suryani Thahir penerus Majelis Taklim Ath-Thahiriyah/Assuryaniyah Ath-Thahiriyah. Pada 1980-an, pengajian ibu-ibu di berbagai daerah mulai mengkonsolidasikan diri. Banyak yang bergabung dalam wadah Badan Komunikasi Majelis Taklim BKMT. Pertunjukan kekuatan majelis taklim ini terekam pada 1995. Kala itu, majelis-majelis taklim yang tergabung dalam BKMT mengadakan Gelar Akbar untuk mensyukuri 50 tahun Indonesia Merdeka. Lokasinya di Stadion Utama Senayan pada 26 Agustus 1995. Masyarakat tersentak, betapa besar sebenarnya "massa" majelis taklim. Sedikitnya 120 ribu orang hadir dalam acara tersebut. "Saya tak pernah melihat Senayan sepenuh ini," kata seorang wartawan foto yang sering meliput pertandingan sepak bola di stadion terbesar di Tanah Air ini kepada wartawan Republika Damanhuri Zuhri yang meliput kala itu. Almarhum Damanhuri sepanjang kariernya intens membersamai gerakan majelis taklim tersebut. "Bukan hanya tribun yang penuh, bahkan lapangan pun penuh dengan ibu-ibu." Mereka yang kebanyakan tak pernah pergi jauh meninggalkan rumahnya, kali ini datang berkumpul di Senayan, yang membuat banyak di antara mereka yang tersesat. Ketika mereka bersama-sama menggemakan takbir -mengikuti pekik "Allahu Akbar" yang diseru Presiden Soeharto- banyak orang yang menyaksikannya lewat televisi menitikkan air mata. Terharu. Peristiwa tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya, seberapa besar sih sebenarnya peran majelis taklim selama ini? Lalu mengapa majelis taklim sama sekali luput dari publikasi? Robert Carroll, mantan asisten perwakilan Asia Foundation untuk Indonesia punya kenangan manis dengan majelis taklim. Waktu itu, Bob, panggilan akrabnya, tinggal di daerah Kemang, Jakarta Selatan, di rumah yang dikelilingi oleh sekitar tujuh masjid dan mushala. Bob tak mengenal majelis taklim. Bahkan istilah itu pun ia tak kenal. Tapi ia mengaku sangat menikmati melihat "Ibu-ibu Betawi dengan pakaian warna-warni yang lewat di depan rumah saya," katanya. Ia juga tertarik dengan suara pengajian ibu-ibu itu lewat pengeras suara. Warna tradisional, yang karena itu menjadi nampak eksotik, memang lekat dengan majelis taklim. Jika bicara majelis taklim, tak bisa tidak, umumnya kita akan bicara tentang ibu-ibu rumah tangga yang sederhana, yang dengan pakaian terbaik mereka yang warna-warni akan datang ke pengajian seminggu sekali. Mereka jelas tidak bicara politik. Tetapi mereka juga tidak cuma membahas "ibadah muamalah" seperti yang banyak disangka orang. Seperti dikemukakan Ketua BKMT Indonesia, Tutty Alawiyah saat itu, materi yang tak kalah penting yang sering diajarkan di majelis taklim adalah tentang kemasyarakatan. "Kami mengajak jamaah majelis taklim untuk peka terhadap lingkungan sosialnya," kata Tutty Alawiyah saat itu. Masalah kaum dhuafa, yatim piatu, hingga bagaimana menanggulangi kenakalan remaja dan mendorong pendidikan anak adalah soal sehari-hari buat mereka. Seberapa besar pengaruh majelis taklim di masyarakat dapat diukur dari besarnya jamaah Majelis Taklim As-Syafi'iyah yang dipimpin Tutty Alawiyah ataupun jamaah Majelis Taklim At-Thahiriyah yang dikomandoi Hajjah Surjani Thaher -dua nama yang harus disebut bila membahas soal majelis taklim. Besarnya jamaah mereka hingga melahirkan "pasar kaget" di setiap hari pengajian. Kebanyakan anggota majelis taklim, seperti yang tampak hadir di Senayan, memang dari lingkungan masyarakat menengah ke bawah. Tetapi sangat keliru bila mengidentikkan majelis taklim dengan kalangan itu. Banyak majelis taklim beranggotakan ibu-ibu dari lingkungan atas. Kelompok pengajian Nurul Hidayah, misalnya. Majelis Taklim yang dipimpin oleh Ustadzah Hj Siti Chodijah ini beranggotakan istri-istri para tokoh nasional. Perjalanan majelis taklim tak dapat dipisahkan dari nama Tutty Alawiyah dan pesantrennya As-Syafi'iyah. Dituturkan oleh Tutty, adalah ayahnya -almarhum KH Abdullah Syafi'ie- yang mula-mula menyelenggarakan kegiatan pengajian di lingkungan masjid Al-Barkah di kawasan Kampung Melayu Besar, Balimatraman, Jakarta Selatan. Awalnya, kata Tutty, orang kalau mau menghadiri pengajian tidak pernah menyebut nama majelis taklim. "Mereka biasanya lebih suka menyebut ke pengajian, hadir atau taswir." Pada 1933, sewaktu ayahnya baru berusia 23 tahun, mendirikan masjid yang belakangan lebih dikenal dengan nama masjid Al-Barkah di kawasan Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan. Dengan berdirinya masjid tersebut, KH Abdullah Syafi'ie mulai merintis dengan mengadakan pengajian bagi kaum bapak setiap Selasa malam Rabu. Sedangkan ibunya, Hj Rugoyah, untuk pertama kalinya dalam sejarah, membuka pengajian bagi kaum ibu di dalam masjid. "Terus terang, sebelumnya kaum ibu hanya 'berani' mengikuti pengajian di emper masjid. Ibu mengadakan terobosan baru," ujar Hj Tutty Alawiyah. Kegiatan As-Syafi'iyah pun terus berkembang. Tak diketahui pasti sejak kapan istilah majelis taklim mulai digunakan. Yang pasti, majelis-majelis taklim mulai bertumbuhan, baik yang langsung berafiliasi dengan As-Syafi'iyah maupun tidak. Belakangan, dengan semakin melebarnya kegiatan pengajian Majlis Taklim As-Syafi'iyah, didirikan BKMT yang diketuai Tutty Alawiyah sendiri. BKMT dimaksudkan sebagai badan atau forum untuk berkomunikasi di antara para pengurus dan para guru majelis taklim. "BKMT bukanlah organisasi yang memiliki kekuatan vertikal," tandasnya. Untuk itulah, harapan terhadap BKMT adalah kemampuan untuk menciptakan forum bersama. Fungsi dari forum itu, kata Tutty, pengurus majelis taklim dapat menarik pelajaran dari pendapat dan pengalaman sesama pengurus majelis taklim, untuk memperbaiki dan meningkatkan cara pengelolaan organisasi majelis taklim yang diurusnya. Selain itu dari forum bersama tersebut, para guru majelis taklim dapat menarik pelajaran dan menyerap uraian, metode penyampaian dan sistematika penguraian materi dakwah, sehingga pidatonya lebih berbobot, terarah temanya dan relevan dengan suasana dan kebutuhan jamaah dalam mengatasi masalahnya dan sesuai dengan lingkungan hidupnya. Berdasarkan data Kementerian Agama pada 2022, terdapat majelis taklim yang tersebar di seluruh Indonesia. Yang terbanyak berada di Jawa Barat dengan majelis. Kedua, adalah Jawa Timur dengan majelis taklim. Berikutnya Banten dengan majelis taklim. Keempat, ada Jawa Tengah dengan majelis taklim. Kelima, Sumatra Selatan dengan majelis taklim.

kegiatan majelis taklim ibu ibu